Keringat orangtua vs Anak Warnet di Desa

Frensip Tarigan (Barusjahe)

 

Friens 2Menyikapi perkembangan jaman pada saat ini yang serba teknologi, terkhusus kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi yang memperlancar akses internet sampai pelosok-pelosok desa, menjadi perbincangan yang sangat miris bagi masyarakat khususnya para orangtua. Banyak anak-anak atau siswa usia sekolah lebih memilih menghabiskan waktu bermain game online, browsing, facebok, chatting dan lainnya daripada belajar apalagi membantu orangtua. Padahal, orangtua berpeluh keringat bekerja demi masa depan mereka.

Perkembangan akses internet saat ini, sangat mudah diakses oleh setiap siswa terkhusus bagi pelajar berumur 8 s/d 17 tahun melalui handphone. Harga handphone yang murah dan dengan fasilitas yang cukup canggih, serta juga dengan keberadaan warung internet (warnet) yang menjamur bukannya menambah ilmu pengetahuan mereka yang positif tapi menjadi penyebab kebobrokan mereka baik dari segi prestasi maupun mental.

Ini perlu menjadi pertimbangan bagi orangtua dan perlu menyikapi dengan bijak hal-hal negatif yang nantinya akan timbul terhadap anak.

Siapkah orangtua jika nantinya anak kita bertanya kembali kepada kita dengan pertanyaan: “Saya kan mengerjakan tugas di Warnet apakah tidak boleh? Kalau tidak boleh, ya sudah saya berhenti sekolah saja.”

Hal inilah kebanyakan yang menjadi dalih anak untuk mengelabui orangtuanya. Namun, tidak semua anak seperti itu.

warnet desa 1Banyak dampak negatif dan positif perkembangan internet bagi anak usia sekolah. Dampak negatif bisa berupa cara-cara berpakaian, tata krama dan pergaulan mereka yang sering menjurus kepada hal-hal asusila, penindasan dan memungkinkan terjerumus ke pemakaian narkoba. Karena semua kalangan masyarakat bebas untuk mengakses informasi melalui internet dan hal yang positif tentunya mereka tidak ketinggalan jaman.

Inilah gambaran perkembangan internet bagi pelajar yang sekaligus penerus bangsa kita. Bagaimanakah masa depan bangsa kita jika penerusnya telah rusak?

Penerapan pendidikan yang benar bagi anak usia sekolah sangatlah penting. Pelajar bisa dikatakan bibit yang berguna bagi bangsa dan negara. Dari kaum pelajar, pendidikan yang didapat berguna untuk membangun dan menciptakan nama baik bagi bangsa dan negara serta sebaliknya kaum pelajar tidak memiliki pendidikan yang baik tentu bangsa dan negaranya tidak mendapatkan bibit yang berguna untuk memantapkan dan meningkatkan kwalitas negaranya.

Salah satu penyebab lainnya, negaranya bisa ketinggalan dengan Negara lain, karena memiliki pendidikan yang rendah.




Setiap orangtua tentunya ingin anaknya maju serta tidak ketinggalan jaman dan kelak kehidupannya lebih baik dari orang tuanya. Setiap hari orangtua tidak sedikit mengeluarkan biaya untuk sekolah anaknya. Di dalam hati orangtua, jika anaknya melaksanakan pendidikannya secara baik dan benar, akan tetapi kenyataan yang mereka terima jauh dari yang mereka harapkan.

Sebagai contoh, seorang anak pamit kepada orangtuanya untuk mengerjakan tugas di warnet dengan waktu katanya selesai dalam 2 jam. Padahal untuk mengerjakan tugas sekolah hanya sekitar 10 – 20 menit, sehingga kebanyakan waktu yang dipergunakan di warnet adalah untuk hal-hal yang lain.

Menyikapi hal tersebut di atas bukanlah hal yang terlalu memberatkan orangtua, caranya adalah mengontrol perilaku anaknya di luar jam sekolah, serta bagi penyedia layanan internet (warnet) adalah sangat baik jika memberlakukan parental guide pada komputernya dengan menutup akses ke hal-hal yang bersifat nudist, vulgar, violent dan lainnya kepada pelanggannya yang masih anak-anak.

Foto head cover: Medan Bisnis.








One thought on “Keringat orangtua vs Anak Warnet di Desa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.