Kerja Tahun Kota Medan Hari Ini, Momentum Sejarah

Oleh: Alexander Firdaust Meliala (Medan)

 

alexander firdaustkerja tahun 2Karo merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. Persebaran Suku Karo terbesar di Sumatera Utara terdapat di 5 Kabupaten dan 2 Kota; Kabupaten Langkat, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Karo, Kota Medan, dan Kota Binjai.

Suku Karo memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan etnis-etnis di sekitarnya seperti halnya Melayu Langkat, Melayu Deli, Simalungun, Pakpak, Batak, Singkil, Alas, Gayo dan Tamiang.  Dengan beragam keunikan yang terdapat pada Suku Karo, salah satu diantaranya yang tetap dilestarikan hingga saat ini adalah Kerja Tahun.

Kerja Tahun tidaklah terlepas dari pola produksi pertanian yang diwariskan oleh nenek moyang Suku Karo dari generasi ke generasi, yakni bentuk ritual atau upacara penyembahan kepada Sang Pencipta atau Beraspati Taneh (Dewa yang berkuasa atas tanah yang diyakini oleh agama Pemena atau agama asli Suku Karo).

Ringkasnya, Kerja Tahun Karo bisa dikatakan sama dengan Tahun Baru atau ‘Old and New’ Year, tapi menurut kalender Karo yang didasarkan pada peredaran bulan.

Tujuan dari Kerja Tahun sendiri pada mulanya oleh nenek moyang Suku Karo adalah dalam upaya untuk menyukseskan setiap tahapan aktivitas pertaninan dan manifestasi dari harapan akan hasil panen yang melimpah. Namun dalam konteks masa kini, pelaksanaan Kerja Tahun telah bergeser dari upacara yang mencerminkan harapan dan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah menjadi ritual-ritual yang bersifat seremonial untuk kepentingan seperti hiburan, prestise, dan sebagainya.

Terlepas dari telah terjadinya pergeseran makna upacara Kerja Tahun di masa kekinian. Ritual tersebut masih tetap layak dijadikan referensi sebagai salah satu keunikan Suku Karo yang tidak dimiliki etnis-etnis lain yang ada di Sumatera Utara. Dengan kata lain, di setiap wilayah yang ada di Sumatera Utara yang mengenal ritual Kerja Tahun, maka sudah dapat dipastikan bahwa wilayah atau daerah tersebut adalah daerah ulayat Suku Karo.

Keunikan daripada ritual Kerja Tahun yang masih eksis dilakoni oleh masyarakat Karo hingga kini ternyata juga mendapat apresiasi dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Internalisasi dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal tersebut tercermin dengan ditetapkannya Kerja Tahun atau Merdang Merdem sebagai warisan budaya tak benda pada September 2014 lalu.


[one_fourth]Kerja Tahun Kota Medan 2015[/one_fourth]

Kota Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara dikenal didirikan oleh seorang Putra Karo, yaitu Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi. Penetapan Guru Pa Timpus sebagai pendiri Medan tersebut berdasarkan kesimpulan Panitia Penyusunan Sejarah Kota Medan pada 12 Agustus 1972. Sementara itu pada 10 September 1973, DPRD Kota Medan melalui rapat plenonya menerima keputusan yang diambil oleh Panitia Sejarah Kota Medan tersebut.

Selanjutnya, melalui Keputusan DPRD No 4/DPRD/1975 menetapkan bahwa hari lahir Kota Medan adalah 1 Juli 1590. Penetapan tersebut adalah berdasarkan waktu pertama kali Guru Pa Timpus membuka kampung bernama Medan. Perkampungan itu posisinya terletak pada pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura yang diberi nama Medan Putri.

Selain keberadaan Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi yang diakui sebagai pendiri Kota Medan, dari fakta sejarah lainnya juga dapat diketahui bahwa wilayah Kota Medan yang dikenal saat ini dulunya merupakan wilayah dari beberapa Kerajaan Karo. Adapun Kerajaan Karo yang pernah berdiri diwilayah Kota Medan saat ini dulunya disebut dengan Datuk Empat Suku, diantaranya adalah Urung Serbanaman dengan Raja merga Karo-karo Surbakti, Urung Sepuluh Dua Kuta dengan Raja merga Karo-karo Purba, Urung Suka Piring dengan Raja merga Karo Sekali dan Meliala, dan Urung Senembah Deli dengan Raja merga Karo-Karo Barus.

Mengingat wilayah Kota Medan merupakan daerah ulayat masyarakat Karo, sudah selayaknya daerah ini juga memiliki ciri khas seperti halnya daerah-daerah ulayat Suku Karo lainnya, yakni diselenggarakannya Kerja Tahun. Hal tersebut tampaknya sudah di depan mata, mengingat pada tahun ini, tepatnya pada 4 Juli 2015 ini, Kerja Tahun pertama di Kota Medan akan diselenggarakan.

Terselenggaranya Kerja Tahun di Kota Medan sekaligus akan menguatkan legitimasi bahwa Kota Medan memang benar-benar merupakan daerah ulayat Suku Karo. Ini momentum sejarah ke masa depan atas dasar kajian ke masa lalu. Ketika kegiatan Kerja Tahun dapat terselenggara setiap tahunnya di kota ini, maka niscaya dimasa mendatang, generasi penerus kota ini akan tetap mengenang bahwa Kota Medan memang benar-benar sebagai tanah leluhur Suku Karo. Dengan demikian, semoga Kerja Tahun Kota Medan akan terus terselenggara yang diawali mulai tahun 2015 ini. Semoga…



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.