Kisah Karo Hilir: PATUMBAK SENTRA IKAN AIR TAWAR DELISERDANG (SiruloTV)

.Warga Patumbak beternak ikan bukanlah hal yang baru. Sedari dulu sejak sawah-sawah dan irigasi (parit) di Patumbak mulai dicetak sekitar tahun 1950an, warga setempat sudah beternak ikan. Bedannya, dulu, beternak ikan dilakukan secara berseling dengan bercocok tanam padi. Sementara sekarang ini beternak ikan dilakukan sebagai pekerjaan utama dan sudah menjadi komoditi utama petani.

Dahulu, biasa setelah panen padi petani beternak ikan.

Hal ini juga dimanfaatkan sebagai proses membusukkan batang padi dan melunakkan tanah agar, saat tiba saat musim tanam padi, tanah sudah kembali gembur untuk mudah ditanami. Oleh karena itu, dulu hasil dari budidaya ikan ini tidak begitu maksimal karena memang petani pun menganggap itu sebagai hiburan sebelum nantinya kembali menanam padi. Berbeda dengan saat ini.

Kolam-kolam di Patumbak ini memang sudah fokus untuk membudidayakan ikan. Baik ikan mas, nila, ataupun lele. Mereka sudah menggunakan sistem corong untuk memberi makan ikan. Dimana pakan dalam bentuk bulir-bulir dimasukkan ke corong penampungan. Saat ikan menggoyang tuas yang terhubung ke corong, bulir-bulir pakan berjatuhan. Jadi ikan dapat makan kapan saja.

Ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ikan agar cepat besar dan tentunya cepat panen. Kalau dahulu ikan mencari sisa-sisa bulir padi yang berjatuhan dan pembusukan batang padi, serta sesekali petani menabur jagung dan ubi, sehingga pertumbuhan ikan juga lambat.

Kini ikan disediakan pakan agar terus dapat makan dan cepat besar. Peternakan ikan di Patumbak ini sudah menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat di Patumbak. Sejalan dengan itu, berkembang dan memunculkan pedang-pedagang ikan, serta agen-agen ikan di Patumbak yang juga kini sudah bermain antar daerah.

Patumbak kini menjadi salah satu sentra penghasil ikan air tawar khususnya ikan mas dan nila di Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara). Telah mampu memenuhi kebutuhan lokal (Kecamatan Patumbak) bahkan ke sekitarnya, Kota Medan dan sampai ke luar Provinsi Sumatera Utara.

Dodo Ginting salah satu peternak ikan di Patumbak mengaku, selain ikan mas dan nila yang berukuran besar dijual ke pedagang atau agen-agen ikan, ikan nila yang berukuran kecil dan sedang juga ada yang menampung untuk kembali diternakkan (dibesarkan).

“𝘉𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘔𝘢𝘳𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘳𝘪 𝘳𝘦𝘩. 𝘑𝘰𝘩 𝘮𝘦 𝘮𝘣𝘢𝘨𝘦𝘴 𝘬𝘰𝘭𝘢𝘮𝘯𝘢, 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘯𝘤𝘪 𝘱𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘪,” ujarnya kepada Sora Sirulo.

Ginting menambahkan kalau nila-nila dari Patumbak ini juga dikirim ke kawasan Danau Toba untuk diternakkan kembali. Jka sudah mencapai ukuran tertentu akan kembali dikirim ke pasar-pasar di Medan.

“𝘚𝘪 𝘋𝘢𝘯𝘢𝘶 𝘛𝘰𝘣𝘢 𝘰𝘩 𝘱𝘦 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘭𝘢 𝘫𝘦𝘯𝘥𝘢 𝘯𝘢𝘳𝘪. 𝘕𝘨𝘨𝘰 𝘬𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘦 𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮𝘯𝘢 𝘬𝘶 𝘫𝘦𝘯𝘥𝘢. 𝘕𝘪𝘭𝘢 𝘛𝘰𝘣𝘢 𝘯𝘪𝘯𝘢,” tambahnya.

Namun, seperi halnya di sektor pertanian yang harga pupuk dan harga jual hasil pertanian menjadi kendala, Ginting juga mengaku harga pakan yang terus naik, tetapi harga jual ikan yang tidak stabil dan kadang anjlok menjadi tantangan berat baginya. Begitu juga bagi para peternak lainnya, tentunya.

Petani dan peternak sudah melakukan upaya yang maksimal untuk menjaga ketersediaan komoditi ketahanan pangan. Seterusnya kita berharap agar pihak-pihak berwenang khususnya pemerintah pun semakin bekerja keras untuk melindungi kepentingan petani dan peternak untuk keberlanjutan produksi bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyatnya.

Mejuah-juah INDONESIA 🇮🇩

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.