Kolom Abenonta Tarigan: ANTARA JERUK KARO, INTERNET DAN HOAX

Kemarin saya bertegur sapa dengan seorang pedagang jeruk yang membeli hasil panen jeruk para petani. Sebut saja Pak Gurusinga. Asik mengobrol, hingga tanpa sungkan beliau berbagi cerita dan pengalamannya mulai dari seorang agen jeruk sampai jadi tokeh jeruk.  Pak Gurusinga dengan yakin mengatakan, bila musim ini petani melakukan pemupukan dan perawatan yang optimal pada tanaman jeruk dan mencapai panen sebelum akhir Desember, kemungkinan besar petani mendapatkan harga jeruk yang terbaik alias tertinggi.

Seperti sekarang ini, harga jeruk untuk kelas D saja terjual dengan harga Rp 6 ribu/ Kg di tingkat petani.




Melihat semua buah jeruk di seputaran Dataran Tinggi Karo saat ini rata-rata masih berukuran telur ayam kampung, timbul pertanyaan di benak, apa mungkin panen Bulan Desember dapat dikejar? Jika pun dapat mengejar panen Bulan Desember, apakah nantinya tidak merusak pohon jeruk yang dibudidayakan petani?

Pak Gurusinga tersenyum sambil menjawab: “Nah, itu yang perlu dipelajari oleh petani jeruk. Bukan hanya kecewa dan mengeluh dengan harga jeruk yang murah dan bahagia sumringah saat harga jeruk mahal.”

Dengan penuh rasa penasaran saya kembali bertanya: “Terus, caranya bagaimana, Pak?”

“Begini. Sama seperti kata petuah yang mengatakan ‘tak ada yang mustahil selama kita masih mau belajar’ maka besar kemungkinan kita pasti memperoleh kesuksesan,” jawabnya.

Dia melanjutkan, seperti halnya petani jeruk, jika para petani dapat menekuni cara perawatan jeruk dan mempelajarinya sebaik mungkin maka keberhasilan pasti akan diperoleh. Belajar soal perawatan sekarang kan sudah mudah. Bisa langsung dipelajari saat santai di rumah melalui internet. Tapi butuh niat, kesabaran dan kedisiplinan.

“Itulah salah satu fungsi positifnya internet yang nyata bukan hanya sibuk mencari kesalahan Pemerintah kita dan menebar ujaran kebencian serta berita hoax,” katanya sambil menatap tajam ke wajah saya.

Mendengar jawaban Pak Gurusinga, dalam hati berkata: “Super sekali cara pikir bapak ini.”

Pemerintah saat ini telah melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan, dan kita sebagai warga negara yang baik juga boleh kritik, tetapi harus dalam konteks yang jelas. Daripada usil, lebih baik kita berpikir positif sembari bekerja dan berkarya bagi kemajuan diri kita dan negara.

Dan, harus kita sadari, kemajuan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi butuh proses dan kerja nyata yang tepat. Seperti merawat pohon jeruk agar tetap manis dan berdiri kokoh.

#jokowipresiden100%OK




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.