Kolom Acha Wahyudi: DELUSI DAN HALUSINASI

Penyakit jiwa yang dalam bahasa medisnya disebut Skizofrenia sesungguhnya sama saja dengan penyakit jiwa lainnya, dimana terjadi gangguan pada transmitter otak, yang dipicu oleh banyak trigger. Penderita Schizofrenia biasanya mengalami delusi, yaitu tidak dapat membedakan antara kenyataan dengan ilusi.

Mereka juga mendengar suara halusinasi yang berkomentar tentang pikiran atau sikap seseorang atau bercakap-cakap dengan suara-suara orang yang dikenalnya atau yang tidak dikenal.

Berbicara dengan seorang psikiater di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzuki Mahdi di Bogor, aku sedikit surprise. Psikiater berhijab tersebut mengatakan, banyak mahasiswa PTN di Bogor yang mengalami gangguan dan menjadi pasien RSJ ini. Pertanyaan yang mengusikku adalah, apakah hal ini berkaitan dengan gencarnya Liqo di PTN tersebut?







Walaupun saya lupa menanyakan berapa jumlah yang disebut “banyak” oleh psikiater tersebut, namun berdasarkan pengalaman pribadiku sendiri, dimana dulu,  saat aku masih SMP-SMA, ada beberapa teman Tante dan Oomku yang aktif ikut pengajian garis keras seperti Liqo saat ini. Mereka juga menunjukkan gejala Skizofrenia. Mereka mengalami delusi juga berhalusinasi.

Meskipun Skizofrenia ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, namun pengaruh kedekatan dan psikologis keluarga, kondisi keuangan dan interaksi sosial dalam masyarakat juga sangat berpengaruh.

Bagi orang yg mempunyai bawaan gen penyakit ini, sebaiknya bersosialisasi dalam kelompok yang beragam dan ceria, bukan kelompok-kelompok ekstrim.

Satu lagi yang aku pikir juga sangat penting, berhenti menyebut orang yang mengalami Skizofrenia dengan sebutan “Orang Gila”. Ganti dengan sebutan “Orang dengan Gangguan Memory”, atau dengan nama penyakitnya secara medis yaitu “Skizofrenia”. Istilah “Rumah Sakit” dan “Rumah Sakit Jiwa” hendaklah dirubah menjadi lebih ramah; seperti. “Rumah Pemulihan” atau istilah lain yang lebih baik. Seperti di Amerika, Canada dan Inggris mereka menyebut “Hospital” yang berasal dari kata Hospitality yaitu keramah-tamahan.

Berkaitan dengan video pak Anthony Peterson (tidak disertakan karena menyangkut privasi pasien yang terlihat di video), teman pak Anthony dalam video tersebut kebetulan aktivis partai politik tertentu.

Wanita ini kelihatan jelas mengalami gangguan Skizofrenia namun memilih pengobatan yang mereka percaya, yaitu metode Rukyah.

Aku yakin seyakin-yakinnya, kalau metode tersebut akan gagal dalam mengobati gejala Skizofrenia seperti itu. Bukan tidak mungkin malah akan semakin parah, seperti halnya seorang Ibu lulusan ITB yang membunuh ketiga anaknya karena takut anaknya tidak akan kuat menghadapi godaan di dunia. Dia memutuskan untuk membunuh ketiga anaknya sebelum mereka aqil balik. Dengan demikian ketiga anaknya tersebut akan masuk syurga… Hiks…








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.