Kolom Acha Wahyudi: MEMUJA KEKERASAN — Penghabisan Kau Datang Membawa Kembang Berkarat (Chairil Anwar)

Kejadian keji sore kemarin kembali membuktikan agama adalah alat politik yang telah melecehkan kemanusiaan. Manusia-manusia dengan atribut dan slogan-slogan khas suatu agama mampu melakukan kebiadaban itu. Sementara para supporternya dari berbagai profesi, diantaranya berlabel pendidikan tinggi, sanggup tertawa.

Bersukacita, bersorak-sorai atas tindakan biadab. Mempertontonkan apa yang bercokol di kepala mereka.

Ini bukan tentang penganiayaan Bung Ade Armando. Ini adalah perbuatan mencoreng harkat dan martabat Rakyat Indonesia yang terkenal berbudi pekerti luhur.

Penelanjangan yang mereka lakukan terhadap lelaki seorang pendidik berusia 61 tahun ini, sebenarnya telah menguak kenistaan ajaran yang mendasari perbuatan tersebut.

Bila manusia waras Indonesia masih saja memilih tetap diam atas kejadian ini, maka bersiaplah. Tidak diragukan lagi Indonesia tinggal selangkah menuju Afganistan dan Pakistan. Jauuh dari nilai-nilai demokrasi yang kalian tuntut dan teriakkan.

Hampir mirip penganiayaan sampai mati oleh massa terhadap seorang mahasiswa jurnalistik, Mashal Khan (2017). Kejadian menggenaskan lainnya, juga dengan alasan penistaan agama, seorang wanita bernama Farkhunda pada tahun 2015. Dianiaya, disiksa dan dibakar oleh massa yang terprovokasi di Pakistan.

Padahal korban yang dianggap menista agama dan massa penganiayanya beragama sama dan di belakang hari terbukti tidak bersalah.

Begitupun dengan Bung Ade Armando, beliau seorang muslim. Namun, massa beringas. Ibu-ibu sholehah berhijab panjang berteriak: “Ade Armando, halal darahnya!”

Lantas, bagaimana dengan orang beragama berbeda? Orang yang dianggap kafir? Di mana memang jelas-jelas ada perintah untuk membunuh kafir di dalam buku yang dijadikan petunjuk suci.

Sementara melabel kafir sangatlah mudah, berpikirlah! Gunakan nalar dan logika, maka seseorang akan mendapat gelar Kafir Cum Laude!

Bila hal mengerikan ini dapat terjadi kepada seorang Ade Armando, bukan tidak mungkin bisa pula terjadi pada Anda. Pada diri saya, anak-anak, keluarga. Pada kita semua.

Kejadian tidak berperikemanusiaan hari ini telah memberitakan pada dunia, bahwa di bulan puasa, setan dan iblis telah dibelengu di dalam Neraka. Ibadah puasa sungguh-sungguh bisa membuat manusia mengendalikan hawa nafsunya!

Mari berikan standing applause!

Walau tidak selalu sama dalam pandangan dan pola pikir, Bang Ade Armando adalah korban yang selama ini telah berani berjuang. Tidak gentar untuk berbeda. Sebagai pendidik, beliau berusaha menahan laju pembodohan bangsa yang masif terstruktur. Jangan sia-siakan pengorbanannya!

Kecuali kita akan terus diam dan menunggu sampai kita menjadi korban!

Indonesia satu kata…

𝗟 𝗔 𝗪 𝗔 𝗡!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.