Kolom Andi Safiah: BEBAS BERPIKIR DAN BERPENDAPAT

Kita telah “keliru” memahami apa itu kebebasan berpikir dan berpendapat. Padahal, dalam UUD 45 perihal kebebasan itu sudah jelas-jelas dijamin.

Ingat kalimat “dijamin” adalah patent. Tidak bisa dirusak atau diganggugugat oleh kekuatan apapun, kecuali pasal yang menjamin kebebasan tersebut dicabut atau dihilangkan lewat proses legal konstitusional. Artinya, selama pasal kebebasan itu masih ada, siapapun bebas untuk menyampaikan opini dan pendapatnya secara terbuka.

Jika anda tidak sepaham dengan pendapat seseorang, maka ada baiknya anda bertanya langsung pada dia yang menulis pendapat tersebut. Hanya dengan itu mesin “dialektika” bisa aktif.




Penyakit kita yang muncrat ke permukaan adalah tidak siap melakukan proses dialektika akibat perbedaan pendapat. Kita cenderung lebih memilih mengambil jalur “ringkas” dengan melaporkan opini seseorang sebagai “penghinaan” atau “penistaan”. Padahal, dalam opini atau pendapat tidak dikenal istilah itu.

Kitalah yang terlalu “pendek nalar” yang tidak sanggup mencerna setiap opini yang kita baca. Padahal kita sadar bahwa kita sendiri rajin menulis opini dan pendapat.

Memang belajar menjadi dewasa itu harus dimulai dari pikiran yang terbuka. Ibarat sebuah parasut, dia hanya bekerja jika terbuka. Jika tidak, maka yang terjadi adalah kematian. Begitulah pikiran.

Maka, membuka pikiran pada “perbedaan” cara pandang akan melahirkan cara pandang baru yang lebih unik dan fleksibel. Dalam dunia ide, tidak ada yang namanya ‘sensi’. Kalau masih sensi lebih baik nulis puisi saja. Itu akan jauh lebih baik.

Sebagai seorang yang sejak lama mempromosikan kebebasan berpikir dan berpendapat, saya ingin mengatakan bahwa jangan pernah lelah apalagi termakan rasa takut dalam membuat tulisan-tulisan kriti. Sebuah ide besar memang pada masanya terdengar konyol, sampai pada akhirnya ide tersebut menjadi realitas kita saat ini.

#Itusaja!

FOTO HEADER: Martina Rasinova Karo-karo (kanan) adalah penari dan foto model SORA SIRULO saat tampil menari bersama Sanggar Seni Sirulo Pimpinan Ita Apulina Tarigan di STMIK Neumann, Medan.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.