Kolom Andi Safiah: MEMBONGKAR FALLACY DI BALIK ARGUMEN

–Siapapun mustahil tidak bertuhan jika masih sebagai mahluk yang bernama manusia– yang ditulis oleh Teman Doank

Kalimat “siapapun” dalam konteks ini artinya semua, dimana menurut Teman Doank  “mustahil” tidak bertuhan, apalagi dia masih dalam keluarga besar “homo sapiens”. Saya ingin menunjukkan di mana letak fallacy yang ditulis oleh Teman Doank.

Pertama, species manusia umurnya sudah lebih dari 200 ribu tahun, sementara umur agama sekitar 70 ribu tahun. Lah, konsep “Tuhan” baru nongol sejak agama-agama monoteist muncul dan itu tidak lebih dari 2.000 ribu tahun. Jadi, sebelum Tuhan nongol, species homo sapiens santai saja. Mereka hidup dengan cara mengembara dari wilayah satu ke wilayah lainnya secara bebas.

Soal ikatan kekeluargaan resmi belum terbentuk sama sekali, apalagi soal kesamaan sesembahan macam “tuhan”. Jadi, jika Teman Doank mengklaim “mustahil” maka saya menyarankan agar beliau membaca bukunya Yuval Noah Hariri soal sejarah singkat umat manusia dari zaman batu hingga perkiraan kepunahanya. Judul besarnya “SAPIENS”.

#Itusaja!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.