Kolom Andi Safiah: TRAGEDI TERBESAR

Gerakan spontan di seluruh Indonesia bahkan dunia atas kasus penistaan agama yang menghasilkan vonis hukuman 2 tahun untuk Ahok adalah sebuah kejahatan kemanusiaan serius yang dipraktekkan oleh bangsa ini.

Pasal penistaan agama adalah pasal konyol bin idiots. Bagaimana mungkin sebuah ajaran, konsep, atau idea bisa dinista.

Yang bisa merasakan nista adalah manusianya bukan ajarannya. Jika sebuah ajaran begitu mudahnya dinistakan dan kita yang menganut ajaran itu juga bermental nista; maka yang terjadi adalah kerusakan nalar permanen publik.

Lihatlah seluruh manusia waras di dunia ini bergerak untuk melawan ketidakadilan yang super idiot dan itu ada di negeri yang Pancasilanya menulis dengan terang “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Betapa ayat-ayat langit jauh lebih powerful dari pada prinsip sekaligus filosofi bernegara republik ini.




Inilah tragedi terbesar dalam sejarah bangsa ini. Mereka yang bekerja serius dalam menata Indonesia harus takluk tersungkur secara tidak beradab hanya karena pasal sampah 156a yang bahkan tidak bisa dibuktikan di pengadilan.

Hakim sampah yang memutuskan perkara Ahok tidak berdasarkan pada fakta, tapi feeling akibat doktrin “seakidah” yang juga bagi saya adalah sampah feeling yang harus dibuang dari institusi penegak hukum, termasuk di dalamnya institusi pengadilan.

Akhirnya duniapun sadar bahwa Indonesia memang masih memelihara pasal sampah, yang sukses bikin mimpi generasi bangsa ini mati secara alamiah.

Di negeri ini Kafir tidak punya hak menjadi pejabat, dan di sanalah lonceng kematian Demokrasi sedang dimainkan oleh para bajingan yang lolos dari jerat reformasi.

#Itusaja!

Foto header:

Ivo Aurora Widya (vokalis dari grup band Left Wing Bali) (Lihat videonya di bawah ini)








One thought on “Kolom Andi Safiah: TRAGEDI TERBESAR

  1. “Hakim sampah yang memutuskan perkara Ahok tidak berdasarkan pada fakta, tapi feeling akibat doktrin “seakidah” yang juga bagi saya adalah sampah feeling yang harus dibuang dari institusi penegak hukum, termasuk di dalamnya institusi pengadilan.
    Akhirnya duniapun sadar bahwa Indonesia memang masih memelihara pasal sampah, yang sukses bikin mimpi generasi bangsa ini mati secara alamiah.”
    Sebagai akibat ini semua maka betul juga seperti kata Allan Nairn kalau ‘preman jalanan berubah jadi ahli agama’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.