Kolom Arif A. Aji: ANIES YOHANES BASWEDAN — Air Kata-kata

Satu kalimat untuk politik negara ini, “Politik, oh …….. Politik!” Masih yakin kalau Tuhan itu berpihak dalam politik? Masih sangat lekat dalam ingatan hampir seluruh bangsa ini, fenomena pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Salah satu Pemilu paling brutal dengan alat isu SARA.

Dengan mengendarai Ormas-ormas intoleran sebagai mayoritas, dia mampu menguasai ibu kota Indonesia.

Jakarta dikuasai oleh pemenang Pemilu dengan menggunakan ayat dan mayat. Politisasi Islam ditunggangi menuju kekuasaan. Dengan mendoktrin para pemilih awam mayoritas bahwa Tuhan memaksa untuk memilih yang seagama dan seiman. Bila tidak intimidasi ancaman kafir dan neraka, yang sudah pasti ditakuti oleh para pemilih awam.

Anis Baswedan yang menjadi Gubernurnya setelah itu, yang sebelumnya banyak awam meyakini wakil Tuhan untuk Jakarta menurut Islam, telah banyak memberikan luka bagi Jakarta. Setelah masa jabatannya selesai, ambisi besar menguasai jiwanya menggapai keinginan lebih tinggi, yaitu menjadi orang nomor satu di negara ini.

Bisa dipastikan, apapun dia lakukan untuk itu. Tak terkecuali bila harus menjilat ludah sendiri dengan melakukan sesuatu yang diharamkan oleh agamanya, seperti yang para pengikutnya katakan dan teriakkan dulu.

Dulu anti China, dulu anti selain Islam. Karena menurut pihaknya dulu, hanya Islam yang diridhoi oleh Tuhan untuk jadi pemimpin. Tapi, yang terjadi sekarang, adalah waktu yang menunjukkan jati diri seseorang. Tidak terkecuali seorang Anies Baswedan.

Demi jabatan Gubernur, minoritas ditindas, disingkirkan, bahkan dilecehkan. China dan Kristen selalu dikecam atas nama perbedaan demi sebuah kemenangan. Sekarang demi jabatan Presiden, walau harus memiliki nama Kristenpun akan dia lakukan.

Politisasi nama Tuhan. Dan Tuhan jadi tunggangan demi sebuah jabatan. Brengsek memang!

Bisa dipastikan, bila yang terjadi pada Anis sekarang terjadi pada tokoh lain, pasti ramai banyak yang memurtadkan bahkan mengkafirkan. Berhubung ini adalah Anies Baswedan, entah murtad atau tidak, kafir atau tidak, Anies demi ambisi jadi Presiden, mau menerima nama Kristennya dari gereja di Papua.

Dan biarlah para pemilihnya yang menghukuminya.

Tapi, dari kejadian ini, semoga bangsa ini mulai membuka mata, bila semua yang terjadi selama ini hanya sebatas permainan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.