Kolom Arif A. Aji: FAKTA TENTANG NETIZEN INDONESIA

Sudah bukan rahasia lagi, bahkan bisa dikatakan eluruh penjuru dunia sudah mengetahui bila orang-orang Indonesia di dunia maya (netizen Indonesia) sangat militan dengan apa yang diyakininya. Di media sosial, mereka sanggup berdebat, bersaing, bahkan tidak jarang sampai saling hujat.

Hanya demi eksistensi kebenaran yang diyakini. Bahkan jadi musuh di media sosial.

Memang tidak dapat dipungkiri, seperti yang juga aku alami, permusuhan itu kadang ada yang terbawa sampai ke dunia nyata atau sosial kemasyarakatan. Aku membuktikan itu hanya dalam skala kecil saja. Aku telah banyak menemui orang-orang yang berbeda dan ganas di medsos, tapi bersahaja dan bersahabat ketika bertatap muka.

Dan aku benar-benar membuktikan itu.

Memang netizen Indonesia masih banyak yang beropini atau berargumen tanpa dasar logika dan ilmu pengetahuan, tapi lebih pada pembangunan narasi bebas pada fanatisme yang diyakini. Aku sering berdebat di medsos dengan teman-teman media sosialku yang berbeda dalam ideologi dan keyakinan. Tidak jarang aku sampai panas berdebat di media dengan mereka. Namun, ketika aku datangi, dan kita bertemu, kita baik-baik saja. Bahkan kita saling canda dan tertawa bersama.

Kalau kita berdiskusi malah bukan diskusi tentang apa yang kita perdebatkan di media sosial. Tapi lebih berdiskusi tentang kebaikan dan solusi-solusi dalam menjalani kehidupan ini.

Bagaimanapun inilah Indonesia.

Mau yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, atau kepercayaan, atheist, agnostic, dan lain-lain akan tetap mengutamakan peradaban luhur bangsa ini. Saling memanusiakan, dengan saling menghargai dan menghormati. Kenyataannya mereka akan bersatu di dunia maya ketika bangsa dan negara ini ada yang mengusik dan merendahkannya.

Netizen Indonesia walau kadang hanya “modal bacot” tak akan tinggal diam demi kebaikan dan kelangsungan berbangsa dan bernegarai. Dan dunia sudah mengakui itu.

Terlepas dari kurang lebihnya, kekuatan bangsa dan negara ini juga terletak pada kekuatan para pejuang dunia maya atau nitizen negeri ini. Perdebatan demi perdebatan di media sosial, harus tetap ada, karena kreatifitas akan terus terbentuk dari itu semua. Walau Undang-undang harus terus mengawal supaya tidak keluar dari batas batas nilai etika dan norma yang berlaku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.