Kolom Arif A. Aji: RANTAI DOSA YANG DISUCIKAN

Pernah satu ketika, aku diantara puluhan keluarga besarku yang tiap tahun bertemu. Kulihat mereka saling tertawa, juga saling sahut menyahut berbicara. Dan, sudah pasti saling menyombongkan diri akan kehidupan mereka sendiri.

Juga setiap dari mereka mengatakan seolah merekalah orang yang paling beragama dan paling taat pada Tuhannya.

Dari semua yang hadir, memang ada beberapa saja yang sudah sangat dikenal penuh dengan kontroversial dan dianggap paling tidak beragama bahkan menuju arah kesesatan. Aku adalah orang yang paling mereka tunjuk sebagai bagian keluarga yang tersesat bahkan kafir, murtad menurut mereka.

Tak beda dengan apa yang yang terjadi di negeri ini. Ada banyak orang baik walaupun begitu banyak latar belakang yang mewarnainya. Tak terkecuali perbedaan dari ideologi keyakinan tentang ketuhanan juga agama.

Aku pastikan selama mereka merasa diri Orang Indonesia bisa dipastikan kebaikan akan menjadi warna hidupnya. Tapi, sekarang ini, sudah banyak yang berubah, dan banyak merubah atau berpindah ideologi dengan berbagai alasan. Dan itu sah-sah saja. Adalah kemerdekaan setiap orang dalam memilih.

Namun, kesenjangan terjadi setelah peristiwa itu, terjadi penghakiman-penghakiman sepihak pada orang yang melakukan perubahan diri dari orang yang beragama. Atas nama kebenaran mereka, segala intimidasi, diskriminasi, bahkan kriminalisasi dihujamkan oleh kaum bergama pada yang memilih keluar dari zona beragama.

Lebih gilanya, perlakuan itu melebar mengena bagi semua yang berbeda. Sudah pasti kaum mayoritas menjadi paling jumawah dan merasa paling berkuasa.

Agama semakin mereka jadikan alat segala keinginan dan kepentingan sepihak mereka. Mereka tidak sadar, karena perilaku mereka inilah banyak yang muak, dan jijik hingga agama yang dulu dihormati jadi bahan candaan, bahan ejekan, bahan bullyan, dan mengarah pada pembuktian bila agama menjadi sarang orang-orang otak kotor, kriminal, dan jauh dari nilai beradab.

Pada dasarnya orang Indonesia adalah orang baik, apapun latar belakang juga agamanya. Tapi, makin ke sini entah mengapa, dengan dalih agama kejahatan demi kejahatan dilakukan dan dihalalkan bahkan disucikan dengan ajaran juga ayat suci dari agama yang diyakini.

Tidak salah bila banyak yang marah dan benci pada agama apalagi yang merasa jadi korban. Lalu, serta merta angkat kaki meninggalkan ideologi agama itu, memilih jalan hidup tanpa beragama.

Pasuruan pagi ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.