Kolom Asaaro Lahagu: MENGUNGKAP PEMBUNUHAN SADIS CALON PENDETA MELINDA ZIDOMI

Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu

Misteri siapa pembunuh calon pendeta Melinda Zidomi (24) masih belum terungkap. Melinda Zidomi (MZ) ditemukan tewas di Areal PT SMM Divisi 3 Blok F 19, Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugiham (Kabupaten Ogan Komerling Ilir (OKI), Sumatera Selatan).

Kejadian tewasnya MZ sangat menggegerkan warga setempat.

Kasus pembunuhan ini juga menarik perhatian masyarakat secara nasional. Media-media mainstream hingga televisi nasional gencar memberitakannya. Lalu, bagaimana cara polisi mengungkap siapa pembunuh MZ?

Untuk mengungkap kejadian ini, polisi sudah mempunyai saksi kunci yakni Nita Pernawan (9) yang ikut menjadi korban. Bocah berumur 9 tahun ini ikut dihadang, diikat dan diseret ke dalam kebun sawit. Di sana, Nita Pernawan (NP) dicekik hingga diyakini oleh para pelaku sudah meninggal.

Saksi kunci NP yang ternyata lolos dari maut ini sangat penting. Dari dialah nantinya akan digali apa yang terjadi sebelum peristiwa, bagaimana persis terjadinya peristiwa dan siapa-siapa orang yang pernah berkomunikasi dengan korban.

Untuk sementara, Polisi sudah mempunyai petunjuk awal. Para pelaku kemungkinan orang dekat, orang yang mengenal dan paham siapa korban. Ini bisa dilihat dari topeng atau sarung yang menutupi muka para pelaku. Para pelaku ini sudah mengetahui identitas korbannya, kebiasaan dan pekerjaan. Mereka juga sudah merancang skenario kejahatannya terhadap korban.

Dari benda-benda yang tinggal di tempat kejadian dan di tubuh korban, diketahui para pelaku sudah mempersiapkan balok kayu yang digunakan untuk menghadang korban. Pun ban motor bekas sudah disiapkan juga untuk mengikat tangan korban.

Para pelaku dipastikan bukanlah perampok. Motor yang dikendarai korban tidak dibawa kabur oleh para pelaku. Media-media juga tidak mengabarkan ada barang korban yang hilang seperti HP, dompet, perhiasan atau barang lainnya.

Di tubuh korban juga tidak ditemukan bekas luka senjata tajam. Ini berarti para pelaku tidak ingin membunuh korban dengan cepat. Namun, diketahui bahwa korban dan bocah NP yang selamat, mengalami kekerasan fisik. Keduanya diseret, diikat dan dicekik. Dari hasil visum, korban MZ diketahui telah diperkosa.

Dugaan awal kemungkinan besar para pelaku hanya ingin melakukan kejahatan seksual kepada korban. Saat diseret ke dalam kebun sawit, korban dan teman korban, terlebih dahulu diikat. Kemudian korban NP langsung dicekik hingga diyakini sudah meninggal. Sangat mungkin saat diseret, bocah NP dan korban MZ melakukan perlawanan atau minimal berusaha melepaskan diri.

Jika dugaan awal para pelaku hanya ingin memperkosa korban, maka biasanya setelah beraksi baru mereka sadar bagaimana cara menutupi kejahatannya. Pasti ada aksi kepanikan.

Tak heran para pelaku memilih jalan pintas untuk menutupi jejak kejahatannya. Caranya dengan menghabisi korbannya dan baru kemudian melarikan diri. Dan itulah yang menimpa MZ. Dia dihabisi dengan cara dicekik.

Para pelaku pembunuhan ini bukanlah profesional. Mereka tidak menghilangkan barang bukti berupa motor korban dan barang-barang milik korban lainnya. Mayat korban juga tidak dihilangkan, dikubur, dihanyutkan atau dibakar, misalnya.

Para pelaku juga tidak lagi mengecek ulang TKP tempat bocah NP diikat. Padahal korban NP mereka tinggalkan dalam jarak 100 meter dari TKP korban MZ. Mereka tidak mengecek apakah bocah kecil NP yang malang itu sudah tewas atau masih hidup.

Dari bocah NP yang berhasil selamat, aksi kejahatan terhadap MZ dengan cepat diketahui. Kejadian diperkirakan Pukul 5 hingga Pukul 6 Sore [Selasa 26/3]. Dalam kurun waktu 4 jam kemudian, lewat laporan bocah NP, warga sudah tahu bahwa MZ sudah menjadi korban pembunuhan.

Warga kemudian melakukan pencaharian malam itu juga hingga dini hari. Pada Pukul 04.30 dini hari [Rabu 27/3], tubuh korban MZ ditemukan. Namun, saat polisi mengendus jejak pelaku, tempat kejadian perkara (TKP) sudah rusak. Anjing pelacak kesulitan mengendus bau badan para pelaku.

Rusaknya TKP tentu membuat penyelidikan polisi terhambat. Padahal dari TKP, polisi akan banyak mendapat petunjuk mulai dari rumput sekitar TKP, bercak darah dan sidik jari di sekitar TKP. Namun kesulitan ini tentu tidak membuat polisi berhenti melacak, memburu dan menangkap pelakunya.

Polisi dilatih untuk mengungkap pembunuhan sesulit apapun. Bagaimanapun sulitnya teka-teki sebuah kejahatan, polisi akan berusaha mengungkapnya. Polisi pasti bekerja keras mengungkap siapa pelaku setiap kejahatan.

Bagi polisi sekecil apapun petunjuk akan sangat berharga. Oleh karena itu, TKP harus diolah, barang bukti kejadian perkara akan diteliti dengan metode forensik. Polisi akan berurusan dengan semua hal yang mati, entah itu mayat maupun benda.

Dalam kasus pembunuhan MZ, misalnya, polisi pasti memeriksa dengan teliti mayat korban. Dari mayat ataupun benda di sekitar korban berbagai kasus pembunuhan, polisi kerap mendapat keterangan paling jujur yang bisa mengungkap jalinan peristiwa kejahatan.

https://www.youtube.com/watch?v=9uytSoaHXtY

Tempat Kejadian Perkara (TKP) juga tidak kalah penting. Sudah tak terhitung kasus-kasus kejahatan besar, entah itu pembunuhan, terorisme, maupun pencurian berhasil diungkap berkat olah TKP. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap kerja divisi kepolisian terkait TKP belum besar. Idealnya TKP tidak boleh dirusak oleh siapapun.

Kemungkinan untuk mengolah TKP, polisi tetap menggunakan TIM identifikasi Sidik jari (INAFIS), tim Laboratorium Forensik (Labfor). Dari sini, polisi akan memetakan tersangka, membuat sketsa dan menentukan kemungkinan motif tindakan kejahatan.

Selain ini, pemeriksaan mayat dan TKP, polisi juga akan memusatkan penyelidikannya dari kesaksian saksi kunci bocah NP. Ke depan polisi akan pasti memeriksa saksi-saksi lainnya termasuk orang-orang yang pernah berhubungan dengan korban. Keterangan sekecil apapun sangat berguna bagi polisi.

Jelas polisi tidak bisa begitu saja mengungkap kronologi pembunuhan ataupun menetapkan nama seseorang tersangka kasus sebuah pembunuhan. Perlu beberapa proses untuk mendapatkan bukti-bukti yang sesuai dengan kejadian sebenarnya. Polisi tentu profesional.

Saya yakin polisi akan segera menemukan dan menangkap pelaku pembunuhan calon Pendeta MZ. Selama manusia yang melakukannya, saya percaya polisi bisa menemukan petunjuk. Saya yakin ada petunjuk yang bisa menimbulkan bekas misalnya sidik jari, jejak, rambut, bau badan, keterangan saksi, atau petunjuk lain.

Saya sendiri ikut mengutuk tindakan keji pembunuhan terhadap MZ. Itu adalah tindakan biadab. Para pelaku harus secepatnya ditangkap, diseret di pengadilan dan dihukum seberat-beratnya.

Akhir kata, saya turut berdukacita bersama keluarga korban. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi penghiburan dan kekuatan oleh Yang Maha Kuasa. Selamat jalan Melinda Zidomi, kami semua mengenang segala kebaikanmu. Semoga amal kebaikan dan pengorbananmu mendapat ganjaran dari Sang Pencipta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.