Kolom Asaaro Lahagu: PENDUKUNG DITAKUT-TAKUTI. Jokowi: Jangan Pernah Takut Ditakut-takuti (Sirulo TV)

Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu

Salah satu pesan membahana Jokowi saat menghadiri deklarasi 10.000 pengusaha (Kamis 21/3] adalah jangan takut ditakut-takuti. Pesan ini digarisbawahi oleh Jakowi karena ia paham benar strategi kubu lawannya. Jokowi sadar sebagian pendukungnya hanya berani di sosial media. Sebagian lain hanya berani di kerumunan.

Kebanyakan tidak berani fight dan pergi berkampanye sendirian, berdua-duaan atau berkelompok secara door to door.

Padahal, strategi kubu lawan saat ini adalah menakut-nakuti para pemilih Jokowi, mengintimidasi, menyebar isu ada kerusuhan atau membully karena memilih Jokowi. Mereka melakukan berbagai cara agar sedapat mungkin pemilih Jokowi berkurang atau minimal tidak memilih alias Golput.

Para RT yang memihak kubu sebelah ikut bermain licik. Dengan segala cara mereka mencoba merintangi, menghalangi, meniadakan hak suara, tidak mendaftarkan, mempersulit para pemilih Jokowi agar tidak menyalurkan hak suaranya.

Jika pendukung sebelah mayoritas di suatu tempat, desa atau gang, maka mereka mencoba meneror, mengintimidasi, mengisolasi para calon pendukung Jokowi. Tujuannya agar tidak ikut memilih pada tanggal 17 April dengan alasan takut, tidak berani dan akhirnya Golput.

Strategi menakut-nakuti pendukung Jokowi secara fisik adalah strategi akhir kubu lawan. Strategi ini, ketika dilakukan di Pilpres Amerika, hasilnya cukup efektif dan berhasil memenangkan Donald Trump atas Hilary Clinton.

Saat berkampanye, Donald Trump menebar ketakutan di tengah warga Amerika terhadap imigran dan imigran gelap. Trump mengatakan kaum imigran adalah ancaman besar bagi keamanan Amerika. Mereka memperburuk budaya Amerika dan Eropa. Trump bersumpah akan memulangkan 3 juta imigran illegal dari Amerika.

Serangan Trump terhadap imigran itu adalah sesuatu yang paradoks. Trump sendiri memperkerjakan para imigran di resort wisatanya. Sementara para petani Amerika mempekerjakan kaum imigran di ladangnya.

Trump juga menebar ketakutan terhadap teroris yang digambarkan beragama Islam. Walaupun sebetulnya ada teroris yang juga menjual nama agama lain. Namun Trump tidak peduli. Demi menjadi Presiden Amerika, ia menghalalkan segala cara.

Ketakutan yang ditebar Trump di tengah warga Amerika terkait dengan imigran dan teroris, ternyata laku dijual terutama kepada kaum konservatif di pedalaman. Hasilnya, kaum konservatif datang berbondong-bondong menyalurkan suaranya untuk kemenangan Trump.

Sementara itu para pendukung Hilary Clinton terus berleha-leha dan santai. Mereka sudah yakin Hilary akan menang. Pasalnya, semua survei memenangkan Hilary atas Trump.

https://www.youtube.com/watch?v=sHjaZB22pvU

Kendatipun kalah sruvei, Trump tidak peduli. Ia tak lelah untuk terus-menerus menebar ketakutan. Bersamaan dengan melempar ketakutan, Trump membuat banyak janji. Diantaranya akan melakukan pemotongan pajak dan melancarkan perang dagang dengan Eropa dan China.

Ketika Trump akhirnya menang, para pendukung Hilary terkejut. Tetapi apa hendak dikata, KPU-nya Amerika menyatakan Rakyat Amerika lebih banyak memilih Trump. Saat dinyatakan sebagai pemenang, Trump merasa kaget. Itulah sebabnya ketika ia diminta berpidato untuk menyambut kemenangannya, ia belum siap. Lalu apa yang terjadi setelah Trump menang?

Pemotongan pajak memang dilakukan Trump. Namun, yang menguntungkan adalah golongan menengah atas. Bukan golongan menengah bawah. Perang dagang yang dilancarkan Trump terhadap sekutunya di Eropa dan juga kepada China malah menimbulkan korban sendiri bagi Rakyat Amerika terutama para petani.

Petani kedelai, anggur dan apel misalnya, tidak bisa melakukan ekspor ke China. Padahal pasar terbesar kedelai, anggur dan apel Amerika adalah China. China mengenakan tarif impor tinggi atas produk-produk Amerika.

Tarif tinggi yang dikenakan Trump terhadap produk Eropa, terutama baja dan aluminium, justru membuat harga alat-alat pertanian dalam negeri AS meningkat tajam. Sehingga di Era Trump, petani yang sudah jatuh, semakin terkapar.

Tujuan perang dagang Trump adalah menekan defisit neraca perdagangan AS dengan Eropa dan China. Namun, apa yang terjadi? Bukannya defisit neraca turun malah membengkak menjadi yang terbesar dalam sejarah Amerika dalam satu dekade.

Atas kebijakan tersebut, belakangan ini Rakyat Amerika menyesal. Para pendukung Hilary Clinton yang sebelumnya Golput alias tidak menggunakan hak pilih akhirnya melampiaskan kekecewaannya pada Pemilu sela Amerika tahun 2018 lalu.

Pada Pemilu sela itu, persentase warga Amerika yang menggunakan hak suaranya sangat tinggi, tertinggi sejak tahun 1914. Pendukung Hilary terutama dari partai Demokrat yang selama ini acuh pada Pilpres, baru sadar pentingnya suara mereka. Merekapun baru berbondong-bondong menggunakan hak suaranya.

Rakyat Amerika baru sadar, keputusan sebagian mereka untuk Golput ternyata salah besar. Hanya karena faktor malas, cuek dan tidak mau tahu atau sudah yakin menang, maka mereka tidak menggunakan hak pilihnya.

Di Pilpres Indonesia 2019, survei memperingatkan angka Golput bisa di atas 30%. Jika angka Golput ini kebanyakan pemilih Jokowi, maka itu sudah menjadi alarm tanda bahaya bagi Jokowi sendiri.

Strategi kubu lawan yang terus menakut-nakuti pendukung Jokowi sangat mungkin berhasil. Jika banyak yang takut, tidak memilih alias Golput, maka situasi itu sangat menguntungkan kubu sebelah yang punya pendukung militan.

Itulah sebabnya saat berpidato menyambut dukungan 10 ribu pengusaha, Jokowi mengatakan 2 hal: Jangan pernah Golput dan jangan pernah takut ditakut-takuti. TNI dan Polri kita sudah siap menjaga. Jangan takut. Jokowi sendiri saat melawan mafia, koruptor, preman, bahkan nyinyiran oposisi, ia tidak pernah takut. Pun ancaman dari negara lain yang merampas hak rakyat Indonesia, Jokowi tidak takut.

https://www.youtube.com/watch?v=N0ADHHquyJo

Jadi, jangan pernah Golput, jangan pernah takut ditakut-takuti. Cek namanya di DPT online dan nyoblos dengan gagah berani pada tanggal 17 April 2019.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.