Kolom Asaaro Lahagu: SANDIAGA GAGAL TEKUK MA’RUF AMIN (Sirulo TV)

Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu

Ada 3 hal yang menyolok dalam diri Cawapres Sandiaga Uno menjelang dan saat debat 17 Maret 2019. Pertama, soal aktivitas Sandiaga menjelang debat. Ke dua, soal pakaiannya saat debat yang bertolak-belakang dengan gayanya selama ini. Ke tiga, over PD (terlalu yakin menang) dan bahkan cenderung under estimate terhadap lawannya Ma’ruf Amin.

Beberapa jam sebelum debat, Sandi lewat televisi terlihat sengaja bermain olahraga basket ball.

Aktifitas Sandi ini memberi pesan kuat dia sebagai sosok muda yang suka berolahraga. Secara tersirat sebetulnya Sandi sedang mengejek Ma’ruf yang sudah tidak bisa lagi berolahraga seperti dirinya.

Tak lupa juga Sandiaga mempertotonkan kemesraannya dengan Agus Yudhonono, PLT Ketum Demokrat. Ini bukan secara kebetulan. Akan tetapi untuk mempertontonkan kepada publik dia dan Agus selalu kompak. Hal ini bertujuan untuk mengikis tudingan selama ini telah terjadi pecah kongsi antara Demokrat dengan Prabowo-Sandi. Saat berpidato beberapa waktu lalu, Agus tidak menyebut sama sekali nama Prabowo-Sandi.

Rangkaian aktivitas Sandiaga menjelang debat yakni berolahraga bertujuan menarik perhatian kaum milenial dan ‘membunuh’ penampilan Ma’ruf yang sudah tidak muda lagi. Pakaian jas lengkap Sandiaga juga mengisyaratkan bahwa dia benar-benar sosok milenial masa kini dengan gaya parlente.

Dengan mempertontonkan minatnya dalam olahraga, bergaya parlente ditambah kompak dengan Agus, maka Sandi yakin akan menekuk dan menghabisi Ma’ruf dengan mudah pada debat ke tiga ini. Apalagi publik memprediksi Sandiaga yang mengaku sudah mengunjungi 1.500 titik mungkin tak bisa diimbangi oleh Ma’ruf.

Keyakinan diri Sandiaga semakin membubung tinggi ketika dia menjadi orang yang pertama membeberkan visi dan misinya bersama Prabowo-Sandi. Ia berbicara tanpa teks selama 4 menit dan seperti biasa mengalir dari kepalanya semua carut-marut negara dan cara menanganinya.

Para pendukung Sandiaga pada sesi pertama ini langsung bersorak. Sementara pendukung Ma’ruf masih was-was menahan nafas menyaksikan Ma’ruf menyampaikan visi-misinya. Ketika tiba gilirannya, Ma’aruf secara mengejutkan mampu memamparkan visi-misinya bersama Jokowi dengan sangat lancar dan tanpa teks. Luar biasa.

Para pendukung Sandiga terlihat bungkam. Mereka tak mengira Ma’aruf dapat berbicara selancar itu. Sungguh mengejutkan. Bahkan Sandiaga Uno yang sebelumnya memandang remeh Ma’ruf ikut terkejut. Hal itu terlihat dari sorot mata Sandiaga yang melirik keseringan sudut kiri, meminta dukungan lirikan mata dari pendukungnya, terutama dari isterinya.

Akan tetapi, publik masih ragu atas kemampuan Ma’ruf berhadapan dengan Sandi. Soalnya, itu masih sesi pertama. Bagaimana sesi selanjutnya? Bagaimana penampilan Ma’ruf pada sesi tanya-jawab langsung? Apakah dia akan membuat sebuah blunder data atau ucapan yang salah? Para pendukung M’aruf masih meraba-raba kemungkinannya.

Memasuki sesi ke dua, kemampuan Ma’ruf ternyata semakin meyakinkan. Ketika Sandiaga menyerang Ma’ruf soal membuat lagi Badan Riset Nasional yang semakin tidak efisien, Ma’ruf dengan tangkas langsung mematikan Sandi. Ma’ruf mengatakan Badan Riset itu untuk mempersatukan agar memudahkan koordinasi.

Pada sesi selanjutnya, Ma’ruf terus mengimbangi Sandi. Pasalnya Ma’ruf dapat menyampaikan data-data akurat soal angka pengangguran, prestasi pemerintahan Jokowi, peserta BPJS 215 juta dan jumlah peserta sebanyak 96,8 juta yang sudah menerima bantuan melalui program PBI

Pada sesi tanya jawab antara Paslon, Sandiaga yang diberi kesempatan bertanya langsung mematikan Ma’ruf soal tenaga kerja asing. Namun, dengan mudah Ma’ruf membeberkan data bahwa tenaga kerja asing itu hanya 0,01%, terendah di seluruh dunia. Itupun tenaga kerja asing yang memiliki kualifikasi tertentu dan mereka bekerja di Indonesia agar bisa memberikan transfer teknologi.

Hal yang mengejutkan adalah taktik Sandiaga untuk menjebak Ma’aruf agar masuk dalam ritmenya. Namun gagal. Saat Sandiaga membahas isu tenaga kerja, dengan cerdik Ma’ruf tetap pada gayanya sendiri dan tidak terbawa oleh pertanyaan Sandi. Bahkan Ma’ruf mampu berbicara terkait inovasi baru seperti wacana cyber university.

Ketika Sandiaga mulai bingung bagaimana menekuk Ma’ruf, tiba-tiba Ma’ruf menyerang pemahaman Sandi soal sedekah putih terkait penanganan stunting. Ma’ruf dengan lancar menjelaskan cara menangani stunting sudah harus dimulai sejak bayi di dalam kandungan ibu hingga bayi berumur 2 tahun sejak lahir.

Menurut Ma’ruf, pencegahan stunting itu harus dimulai sejak sebelum menikah dan bukan sesudah anak lahir. Ini jelas berbeda soal pemahaman Sandiaga yang memberikan susu kepada anak-anak sekolah demi memperbaiki gizi. Jelas pemaparan Ma’ruf soal ASI menyerang langsung program Prabowo-Sandi soal revolusi putih.

Serangan sedekah putih yang mampu membuat linglung Sandiaga, sempat diimbangi oleh Sandi dengan isu SMK. Sandi selalu menggarisbawahi link and match yang tidak nyambung selama ini. Namun, soal pengembangan budaya misalnya, Ma’ruf lagi-lagi unggul terhadap Sandi.

Penampilan Ma’ruf dengan pakaian sarung memberikan pesan jelas. Ma’ruf lebih menghormati kearifan lokal ketimbang pakaian Sandi yang parlente ala Barat.

Pada sesi penutup, Sandi yang mengeluarkan jurus pamungkas dengan mengeluarkan e-KTP-nya yang diikuti oleh pendukungnya. Tujuannya untuk mempermudah bank data. Namun, hal itu tetap tidak mampu menekuk Ma’ruf.

https://www.youtube.com/watch?v=VO7qRJoTiwM

Malahan Ma’ruf dengan santai memperlihatkan juga 3 kartu saktinya, termasuk kartu pra-kerja. Akhirnya Sandiaga hanya berputar-putar pada program barunya rumah kerja yang belum teruji dan masih ngotot melanjutkan program OK-OC yang gagal di DKI.

Terakhir, Ma’ruf menyindir pasangan Prabowo-Sandi yang selama ini ikut menyebarkan hoax. Ma’ruf mengajak masyarakat untuk ikut memberantas hoax dan fitnah yang bisa merusak. Ma’ruf menyatakan bahwa, apa yang difitnahkan kepadanya dan Jokowi, seperti larangan azan, penghapusan pelajaran agama dan seturusnya, sama sekali tidak benar.

Ma’ruf akan bersumpah dia yang pertama mati-matian menentang pelarangan azan, penghapusan pelajaran agama dan seterusnya. Oleh karena itu, Ma’ruf dengan tegas meminta agar publik ikut menentang hoax dan fitnah.

Sampai akhir debat, ternyata Sandiaga yang merasa sebelumnya sudah di atas angin, gagal menekuk Ma’ruf. Ma’ruf secara mengejutkan mampu mengimbangi Sandi, tak ikut ritme Sandi dan malah sukses menyerang balik pemahaman revolusi putih alias sedekah putih. Ternyata Ma’ruf mantul, mantap betul.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.