Kolom Boen Syafi’i: ISLAM PROTESTAN (Gusti Mboten Sare)

Boen Safi'iPolitisasi agama yang pernah diterapkan oleh gerombolan Prabowo Cs untuk menjungkalkan Ahok sang petahana Gubernur DKI Jakarta, akhirnya menikam tepat di ulu hati si penggunanya.

Yup, dulu Al Maidah 51 sering mereka dengung-dengungkan hingga ada wisatanya segala.

Dulu, yang memilih Ahok mereka labeli sebagai “muslim munafik” sampai mengancam untuk tidak mensholati jenazahnya. Dulu kecebong diliputi kegamangan, karena rivalnya menggunakan isu sensitive yang berupa agama.

Dan, ternyata itu duluuu. Hua hahahaha. Iizinkan saya tertawa seraya mengucap “Hulaihi Watu Ulo”. Kini, suka tidak suka pemegang Al Maidah 51 ada di pihaknya kecebong alias Jokowi dan Kyai Ma’ruf Amin semata. Kalau dulu mereka memainkan isu SARA, kenapa kecebong tidak bisa?

gadis cantik 3

Toh, saudara umat agama lainya pasti mengerti dan memahami strategi ini. Main santun? Ah tiap hari saja mereka menyebar fitnahan tentang tes DNA, PKI, anti Islam dan anti ulama, kok. Jadi, buat apa “santun” jika fitnahan itu kian hari kian merajalela?

So, saya akan terus menanyakan tentang kebenaran Islamnya Prabowo. Jika benar dia Islam, apakah berani dia mengucap syahadat di depan umum? Apakah dia bisa bersyahadat? Atau, apakah minimal dia bisa hafal “intisarinya” Al Quranul Karim yakni surat Al Fatihah? Semua itu harus dibuktikan dan divideokan.

Kenapa hal ini harus ditanyakan? Karena Prabowo sendirilah yang memulai politisasi agama, dengan menggunakan istilah ijtima’ atau pilihan Ulama. So, masak yang katanya produk Ulama malah memilih seorang penganut “Islam Protestan”?

Eh, apa itu “Islam Protestan”? “Islam Protestan” adalah penganut agama THR, yakni bila Idhul Fitri menerima tunjangan dan bila Natalan pun ho’oh juga.

Man Nabbiyuka? Hmmmm, anuuu aaanuuu hmmm Hulaihi Haleluya, ya Malaikat. Jederrrr, Malaikat pun akhirnya mencari file si Wowo kembali). Eaaaaaaaa.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.