Kolom Boen Syafi’i: NEGERI RELIJIYES TAPI TAK BUAT KAGUM DUNIA

Dulu pada masa jayanya, Kerajaan Majapahit pernah dipimpin oleh seorang perempuan. Ratu itu bernama Tri Buana Tungga Dewi. Ratu ke 3 yang berkuasa pada tahun 1328 – 1350, tepat dimana Gadjah Mada Sang Maha Patih mengucapkan janji sucinya. Yakni Sumpah Amukti Palapa. Eitss, itu kan pemimpin dari kalangan perempuan?

Ya, benar. Justru masyarakat kala itu cenderung lebih maju daya pikirnya daripada saat sekarang.

Buktinya, mereka tidak melihat gender di dalam mengangkat seorang pemimpin. Tentu sangat berbeda dengan kondisi saat ini, dimana sebagian orang melarang memilih pemimpin perempuan, dengan alasan katanya itu “perintah” Tuhan.

“Ah, diskriminatif amat tuh Tuhan. Pernah disakiti hatinya sama perempuan kali, ya?”

Perempuan kala itu sangat dimuliakan. Bebas berekspresi, tanpa harus menutupi sekujur tubuhnya dengan kain hitam, yang mirip jajanan gethuk gedang. Yang laki-lakinya pun juga tidak pernah ngatjengan di saat melihat perempuan menari, meski hanya memakai kemben.

Dan lagi, kepercayaan tentang karma masih sangat melekat erat di jaman tersebut. Mereka takut, jika berbuat keburukan maka karma buruk segera bakal membalas, baik bagi dirinya maupun kelak bagi anak cucunya.

Sekarang? Ah meski korupsi, maling selangkangan, menyakiti hati perempuan, berbuat keburukan nanti juga tetap masuk surga. Kan seimin.

Dulu, kita bisa membangun candi megah, dengan tingkat kerumitan arsitektur dan tingkat presisi yang hampir sempurna. Dulu kita bisa membuat gamelan yang terbuat dari logam, dan membuat kagum bangsa lainnya.

Tapi sekarang? Apa yang bisa kita banggakan? Jemaah haji kita yang terbanyak di dunia. Negeri paling relijiyes tapi koruptornya tumbuh subur di dalamnya. Atau demo Ahok yang katanya jutaan ekor jumlahnya.

Sejatinya negeri ini sudah akut kerasukan dogma Arab dan lupa akan jati dirinya sendiri. Hingga perlahan demi perlahan, negara kita diperbudak oleh bangsa lain dengan berkedokan agama. Celakanya, tidak ada negara satupun di dunia ini yang maju pesat, setelah menjiplak doktrinasi Budaya Arab.

Sepasang foto model Sora Sirulo yang juga penari dan musisi Sanggar Seni Sora Sirulo.
Para penari dan musisi Sanggar Seni Sirulo

Ada? Kalau ada, laut mati di Jordania akan saya hidupkan kembali. Bangga menjunjung peradaban bangsa sendiri adalah syarat mutlak bagi kemajuan sebuah bangsa. Tanpa hal itu, mustahil sebuah bangsa, diapresiasi oleh dunia.

Agama hilang masih ada di belahan dunia lainnya. Sementara, bila budaya adiluhung itu hilang, hendak ke mana anda akan mencarinya?Ke Sarkem?

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.