Kolom Boen Syafi’i: SALMONELLA

Ke mini market ngajak anak itu sebenarnya agak was-was juga. Lha, begitu buka pintu, masuk, eh tuh produk biadab sudah mejeng di depan kasir, senyum senyum dengan sombongnya. Mau dibeli, harga dan kemasan kok sepertinya gak sebanding.

Ditambah lagi bawa duit pas-pasan.

Gak dibeli, anak merengek. Dirayu membeli produk lainnya gak mau. Seolah-olah kinderjoy itu adalah nyawa baginya. Semakin diacuhkan, eh semakin keras pula nangisnya. Dan khawatirnya anak saya membatin.

“Jangan-jangan aku ini bukan anak kandungnya ayah, deh. Awas ya, suatu saat aku akan mencari ayah asliku.”

Ini kan sangat mendobolkan. Ya sudah, akhirnya terpaksa membelikan. Dan pulangnya berdoa, supaya kang parkir dipanggil istrinya untuk pulang.

Tapi, cerita sedih itu kini telah berakhir. Bakteri salmonella rupanya sangat mengerti “penderitaan” para orangtua. Dan sudah seharusnya pula, semua orangtua harus berterima kasih kepada bakteri salmonella ini.

Ah jika nyapres, saya akan sangat mendukung sekali bakteri ini.

Hidup Bakteri..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.