Kolom Daud Ginting: ANAK MAMI TANYA REVOLUSI MENTAL?

Sini, anakku sayang. Aku akan uraikan tentang Revolusi Mental agar bisa menambah perbendaharaanmu ngomong di podium forum terhormat nan menggiurkan itu.




Revolusi mental itu tidak dapat dilihat secara kasat mata, tidak bisa disentuh oleh jemari, dan tidak bisa dipotret memakai kamera gadget. Ibarat buah salak, biji hitam salak lah mental, sedangkan buah daging salak adalah tindakan yang bisa dikunyah lalu dimakan atau diperoleh rasa dan nikmatnya.

Tapi, jangan lupa ya, nak. Kalau mau makan buah salak jangan memilih dikunyah mama dulu baru kamu telan.

Harus kamu sendiri menggigit, mengunyah lalu menelannya agar tau makna sebuah proses. Langkah demi langkah dari sebuah proseslah pembelajaran sesungguhnya. Hidup tidak cukup belajar tentang hidup tetapi harus belajar hidup, agar kamu tidak sombong dan merasa paling tahu suatu hal, itu naif, nak.




Kembali ke soal Revolusi Mental ya, nak… Ibarat sebuah kacamata, ada lensa dan bingkai kacamata. Untuk melihat sesuatu itu harus dengan kaca lensa, bukan bingkai untuk melihat sesuatu. Tetapi, tanpa bingkai, lensa kacamata juga tidak akan sempurna dipergunakan melihat sesuatu. Timpang dan tidak sempurna lah fungsi kacamata itu.

Mental itu juga bisa diibaratkan bingkai kacamata, sedangkan ucapan dan tindakanmu ibarat lensa kacamata. Artinya, apa yang kau ucapkan dan apa yang kau lakukan atau apa tindakanmu itu sangat dipengaruhi mental yang kau miliki. Jika ingin merubah tindakan atau perbuatan seseorang maka yang pertama mesti dirubah adalah mental seseorang. Jika ingin merubah tindakan buruk seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya maka lakukanlah perubahan atau pergeseran mental seseorang terlebih dahulu.

Ingat nak, tidak mungkin merubah tindakan atau perbuatan seseorang tanpa terlebih dahulu merubah mentalnya. Jangan terbalik nak, sekali lagi, rubahlah mental seseorang terlebih dahulu baru bisa merubah sikap jelek seseorang. Misalnya, jika ingin memberantas kebiasaan korupsi maka lakukan lah perubahan mental terlebih dahulu.

Masih segar dalam ingatan ananda bahwa selama ini bangsa ini terkenal dengan perilaku buruk KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), itu semua merupakan produk mental bobrok, pragmatis, menghalalkan segala cara untuk merampok kekayaan negara, memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, itu namanya “Garong”.

Lalu kamu anak mami membandingkan Revolusi Mental dengan pembangunan infrastruktur?

Kamu lupa, ya, nak, dengan upaya Revolusi Mental yang dilakukan Jokowi, maka kebiasaan korupsi masa sebelumnya bisa diminimalisir. Uang negara bisa diselamatkan. Misalnya, melalui pembubaran Petral. Uang negara yang diselamatkan melalui Revolusi Mental itu dipergunakan melanjutkan proyek mangkrak, pembangunan infrastruktur umum seperti jalan tol, pelabuhan, Bandara dan bendungan.




Masih hangat dalam pandangan mata kita Lebaran 2018 kali ini terasa lain dari yang lain. Terasa asing dan berbeda dengan masa lebaran tahun-tahun sebelumnya. Cerita macet total di jalan kan tidak hot news lagi di media mainstream. Aneh bin ajaib harga-harga kebutuhan lebaran tidak melonjak sebagaimana lajimnya. Itu semua berkat berjalannya upaya Revolusi Mental.

Memang perubahan itu tidak terjadi cepat secepat kilat, karena semua butuh proses. Caranya bukan segampang membalikkan telapak tangan. Merubah kebiasaan lama menjadi nuansa baru melalui Revolusi Mental memang butuh ruang dan waktu yang panjang dan tepat, karena sulit memang menggeser zona nyaman umat manusia.

Karena perubahan itu butuh proses dan waktu maka ananda harus legowo dan mesti ikhlas memberi kesempatan kepada Bapak Joko Widodo menuntaskan program Revolusi Mental. Kita berikan serta kita dukung Jokowi menjadi Presiden 2 periode, iya nak !!! Kamu masih muda, masih memiliki peluang jauh ke depannya menata keinginanmu. Sabar, ya, Nak !!!

Selamat Berpikir Merdeka ya nak. Salam Revolusi Mental.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.