Usia berapa kamu mulai ikut demontrasi? Aku mulai ikut demontrasi saat usia 18 tahun. Bersama ribuan mahasiswa baru lainnya ikut protes. Ketika itu kampus memberlakukan pembayaran parkir seperti yang ada di mall atau area komersil lainnya.
Aku yakin banyak yang mulai turun ke jalan semenjak usia belia. Menolak ketidakadilan.
Masa muda kita saat itu terus berisi penolakan pada rezim otoriter hingga Suharto tumbang di Tahun 1998. Hasilnya kebebasan berbicara didapat, pemilihan langsung dilakukan, dwifungsi ABRI dihapuskan hingga tercipta alam demokrasi yang kita cita-citakan lewat tuntutan Reformasi.
Dan kali ini kaum muda Gen Z protes karena muak pada politik dinasti dan otak-atik konstitusi. Anak muda selalu ingin bersaing secara sehat tanpa harus membengkokkan aturan secara kilat. Akan jadi preseden yang buruk, tentang bagaimana akan membuat kebijakan nantinya ketika berkuasa.
Kaum muda dapat menilai bahwa Prabowo memilih Gibran semata-mata hanya untuk memastikan kemenangan di Pilpres 2024, karena Gibran adalah anak presiden. Sementara banyak kandidat lain yang justru jauh lebih matang dan punya pengalaman di birokrasi pemerintahan namun tidak dipilih oleh Prabowo sebagai pendampingnya.
Prabowo dianggap sedang rebranding dari stigma lama yang patriotik dan militeristik ke arah baru yang moderat, dekat dengan kaum muda. Maka ia memilih wakil yang muda karena pemilih terbesar adalah kaum Milenial dan Gen Z.
Tentu Prabowo juga melihat suara dari kalangan kelompok-kelompok relawan pro-Jokowi. Semata-mata ingin meraup suara. Padahal tak mungkin nantinya Prabowo bisa disetir oleh Gibran maupun Jokowi dan organ-organ relawan itu.
Anak-anak muda tahu bahwa Prabowo yang sudah kalah berkali-kali akan mengambil jalan apapun untuk menang. Termasuk merubah sikap dari yang tegas menjadi kekanak-kanakkan agar tidak lagi menakutkan. Sandiwara semata. Dan itu memuakkan.
Rekam jejak masa lalu Prabowo tak bisa dihapus dari ingatan. Anak-anak muda menolak pelanggar HAM berat menjadi pemimpin negeri ini. Mereka tak ingin Reformasi dikorupsi.
Anak-anak muda bukan menolak orang muda jadi pemimpin. Anak-anak muda saat ini menginginkan politik yang bersih, karena mereka frustasi melihat kondisi politik yang mempraktikkan KKN, akses dekat dengan penguasa dan pemimpin politik dipergunakan untuk mengamankan kekuasaan.
Kelebihan Gen Z dan Milenial adalah mereka melek informasi dan akan terus mencari di internet. Mereka melihat sekelilingnya dan bertanya mengapa gelombang penolakan ada dan ada.
Anak-anak muda di setiap jaman punya musuh bersama. Mereka kini telah bersuara di kampus-kampus.
Mereka berteriak hanya satu kata: “Lawan!!!”