Kolom Edi Sembiring: KETAKUTAN KAUM KABIR?

 

Djarot tidak bisa dilawan oleh anak papa. Djarot itu berhasil memimpin Blitar selama 10 tahun. Umur 38 tahun menjadi Walikota Blitar (tahun 2000).

Djarot juga pernah menjadi dosen. Pernah juga jadi Pembantu Rektor (umur 35 tahun). Bukan sedang menciptakan banyak kata-kata seperti Anis, tapi Djarot sudah mengerjakannya.

Djarot pernah menjadi anggota DPRD (1999) dan DPR (2014). Ia terpilih oleh pemilihan langsung. Ia petarung untuk memenangkan hati para pemilihnya

Jadi, sebelum mendebat Ahok, mendebat Djarot saja mereka tak mampu. Ini seperti pak guru sedang mendidik anak-anak didiknya untuk rajin dan jujur. Tapi yang mereka ingat hanya kata takut.

“Memimpin dengan tak menciptakan rasa takut.” Itu yang selalu diucapkan Paslon 1 dan Paslon 3. Djarot sudah paham sejak dulu pun Sukarno sudah muak dengan kaum Kabir. Ya, Kapitalis Birokrat.




Ahoklah teman sejalan untuk menghempang kaum Kabir itu. Reformasi Birokrasi. Lelang jabatan. Bukan ABS. Bukan menciptakan lahan korupsi.

Kalimat penutup Paslon 2 diserahkan pada Djarot:

“Perjuangan belum selesai. Sebentar lagi kita menikmati Jakarta yang baik. Jakarta yang bersih. Keberpihakan pada wong cilik. Jangan takut untuk memilih kami.”

Kalimat itu ditujukan untuk masyarakat pemilihnya yang merindukan aparatur negara yang bersih. Bukan untuk menyenangkan kaum Kabir yang selalu merasa ketakutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.