Kolom Eko Kuntadhi: BERLIBUR KE RUMAH NENEK

Dulu, semasa sekolah SD, saya sering tersiksa begitu selesai liburan. Biasanya, pelajaran pertama Bahasa Indonesia pascalibur adalah mengarang. Kata Bu Guru, kami harus mengarang dengan judul “Liburan ke Rumah Nenek”.

Saya tengok ke kursi sebelah. Teman saya sedang asyik menceritakan perjalananya naik kereta api, tut, tut, tut. Ada tiang listrik yang berlari. Sawah-sawah menghijau. Lalu senyum neneknya ketika melihat cucu kesayangannya datang berkunjung.




Hampir dua lembar halaman buku sudah ditulisnya. Sementara buku saya sendiri masih kosong melompong.

Teman lain ada yang bercerita naik Kapal Laut. Mengunjungi neneknya di Sumatera. Dia mengisahkan bagaimana di Pelabuhan, banyak anak-anak bermain di laut. Berteriak-teriak pada penumpang kapal untuk dilemparkan koin, Lalu mereka saling berenang berkejaran mendapatnnya.

Bukunya sudah tertulis sekilan lembar. Sedangkan buku saya masih kosong.

Ketika semua teman menulis, saya sendiri yang masih kebingungan. Apa yang mau saya tulis, rumah nenek saya, pas di sebelah rumah saya. Setiap hari juga, saya ngelesotan di sana. Mau libur kek, hari sibuk, kek. Setiap hari saya ya, ke rumah nenek.

Akhirnya saya putuskan menulis karangan judulnya, “Berlibur ke Rumah neneknya teman saya.”

Gampang, isi karangannya tinggal nyontek. Persis, blek. Tinggal saya tambahkan sedikit di bagian awal. “Saya diajak Roni ke rumah neneknya. Jadi karangan saya sama persis dengan karangan Roni.”

Lalu saya kumpulkan…








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.