Kolom Eko Kuntadhi: DEMO 2503

Gerombolan 212 demo lagi. Kali ini mereka menuntut banyak orang dengan stigma penista agama. Menteri Agama (Gus Yaqut) dituntut. Selain itu ada nama Denny Siregar, Ade Armando, Permadi, dan beberapa nama lagi. Alhamdulillah, nama saya gak disebut.

Mereka langsung menstigma. Buzzer. Penista agama.

Saya dan teman-teman sudah sering distigma seperti itu. Hanya karena kami melawan mereka dengan keras.

Kami distigma sebagai orang bayaran Jokowi. Padahal seingat saya, gak pernah tuh, ada bayaran ke saya untuk bersuara di medsos. Kecuali dari adsense YouTube.

Iya, saya memang membela Jokowi. Sepanjang kebijakannya benar. Kalau salah, kita teriak juga. Kita protes juga. Dengan keras.

Ketika ada usulan Jokowi 3 periode atau diperpanjang masa jabatannya, saya dan teman-teman teriak dengan keras gak setuju. Ketika Menteri Agama sebelumnya membela FPI, kami protes dengan keras. Sampai diresuffle.

Bagi kami membela Jokowi hanya wujud kecintaan pada bangsa ini. Bayaran terbesar adalah apabila anak-anak kita nanti tetap bisa hidup berdampingan di Indonesia.

Ketika perbedaan bukan lagi hambatan untuk menuai kebaikan. Bayaran itu lebih dari cukup ketimbang duit yang secuil.

Karena itu dengan keras dan dengan segala resiko kami melawan para oengasong agama. Siapa saja yang mau menunggangi agama demi kepentingan politik adalah musuh kami.

Siapa saja yang atas nama agama mempersekusi umat lain. Melecehkan keyakinan lain adalah musuh kami. Siapa saja yang petantang petenteng seolah merasa benar sendiri sambil merendahkan ajaran lain, adalah musuh kami.

Dari golongan mana pun mereka.

Jika hari ini gerombolan 212 demo sambil meminta kami diseret ke penjara, itu sudah biasa. Kita tanggapi dengan becanda saja. Mungkin ini jalan ninja yang kami harus lalui.

Saya melawan mereka dengan kesadaran. Karena itu semua akun medsos saya pakai nama asli. Sesuai KTP. Demikian juga dengan Denny atau Ade Armando. Namanya emang itu.

Gak perlu sembunyi di balik akun anonim untuk bersuara melawan kegilaan mereka. Karena kami semua bertanggungjawab dengan apa yang kami tuliskan dan katakan.

Demo 2503 berlangsung ricuh. Sedikit dorong-dorongan. Entahlah, agama seperti apa yang mau dibela bermodal dorong-dorongan. Bermodal demo yang tak habis-habisnya.

Di mata kami, orang-orang itu hanya bereaksi ketika anak Soeharto sedang dikejar untuk bayar utang pada negara. Polanya selalu begitu. Bambang Tri sedang dikejar bayar utang Rp 64 miliar. Lalu muncul demo yang gak puguh lagu.

Begitu saja terus sampai Upin-Ipin masuk SMP.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.