Kolom Eko Kuntadhi: DRAMA SERU PARA CAWAPRES

Pilpres adalah panggung drama. Begitu orang membayangkan. Setelah Ganjar, Anies dan Prabowo didorong oleh partai pendukungnya masing-masing. Kita menyaksikan sebuah drama menentukan siapa pendamping mereka sebagai Cawapres.

Bermula dari Anies.

Drama berebut kursi Cawapres ini terasa sekali getarannya. AHY sudah memasang baliho bergandengan dengan Anies, dengan slogan Siap! Nyatanya, kurang hurup A. Maksudnya Siapa!

Artinya posisi AHY sebagai Cawapres Anies gak jelas. Sampai akhirnya Anies menerima Cak Imin sebagai pasangannya. Dan AHY sakit hati. SBY mengumpat.

PKB dan Demokrat, lokir. Tukar tempat. PKB pindah ke koalisi Anies dapat Cawapres. Demokrat pindah ke koalisi Prabowo, dapat janji. Puihhh, lagi-lagi janji.

Anies mungkin lebih butuh Partai Demokrat dibanding butuh AHY.

PKB mungkin sebel dengan Prabowo. Tadinya pasangan Prabowo dan Cak Imin udah kayak Ipin Upin. Rendang rendeng bersama. Nyatanya kedua pasangan ini gak tahan dengan ombak baru yang menerjang.

Naga-naga Prabowo lebih butuh PKB dibanding Cak Imin, akhirnya PKB memilih jalan sendiri. Meninggalkan koalisi untuk posisi Cawapres di Anies.

Penentuan Cawapres Prabowo, juga penuh drama. Erick Thohir, Airlangga dan Yusril sudah bikin SKCK. Tapi MK berkata lain. SKCK tidak berarti dibanding keputusan MK.

Akhirnya drama Cawapres pasangan Pranowo terjawab sudah. Hari ini Prabowo-Gibran mendaftar ke KPU.

Pilihan kepada Gibran, bukan karena dia Walkot Solo yang berpengalaman selama 2 tahun. Bukan juga karena dia anak muda. Tapi karena Gibran adalah anak Presiden.

Semua drama itu, kesan yang saya tangkap, karena untuk menentukan Cawapres yang dihitung semata hanya sampai Februari 2014. Sampai di bilik pencoblosan.

Makanya basis hitunganya selalu berputar pada apakah Cawapres akan bawa amunisi banyak? Apakah akan menambah elektoral? Atau apakah bisa terbantu oleh kekuasaan. Melulu hitungannya menang dan kalah sampai 2014.

Padahal bagi kita, rakyat biasa, soal Pilpres ini bukan hanya soal menang dan kalah. Soal Pilpres bagi rakyat adalah soal memilih pemimpin yang berkualitas dan bisa diandalkan. Bagi para politiai boleh saja hitungannya hanya sampai 14 Februari nanti.

Bagi rakyat, makna Pilpres sesungguhnya justru setelah 14 Februari. Setelah proses coblos mencoblos selesai. Makan Pilpres bagi rakyat adalah setelah Presiden dan Wakil Presiden baru nanti dilantik.

Apakah Presiden yang baru bisa kerja? Punya pengalaman? Gak cuma banyak bacot. Bisa berfikir logis dan jernih. Bisa menegakkan hukum. Bisa membuka lapangan pekerjaan baru buat rakyat. Dan yang juga penting, bisa menjaga diri kepentingan orang dekat dan keluarganya?

Itu yang penting bagi kita. Rakyat biasa.

Makanya ketika proses pemilihan Cawapres Ganjar berlangsung lembut. Apalagi ketika ditetapkan Pak Mahfud sebagai Cawapres. Saya merasa senang. Nyatanya ada juga pasangan yang pikirannya bukan hanya sampai 14 Februari saja. Gak sampai sekadar coblas coblos saja. Tapi justru jauh ke depan.

Ganjar yang punya pengalaman dan rekam jejak di eksekutif dan legislatif. Memiliki karakter dan pembelaan pada rakyat yang jelas. Disandingkan dengan Mahfud MD. Orang yang pengalamannya lengkap. Dan sikap tegasnya jelas. Mahfud sudah pernah duduk di tiga cabang kekuasaan : legislatif, yudikatif dan eksekutif.

Ganjar dan Mahfud bukan hanya kemampuan. Tetapi rekam jejak dan sikapnya, sangat keras memberantas korupsi. Kedua orang ini pekerja keras, sekaligus punya komitmen yang lurus membangun Indonesia.

Saya memang mencita-citakan Indonesia yang terbangun dari hukum yang tegak dan berkeadilan. Indonesia yang gak diwarnai dengan kongkalikong dan nepotisme. Sehingga setiap orang punya jaminan haknya diperhatikan negara.

Saya tahu. Soal copras capres bukan hanya sekadar sampai bilik suara. Saya memilih pemimpin, bukan karena dia anak siapa. Bukan karena dia bintang berapa. Tapi karena apa yang akan dilakukan setelah terpilih.

Saya memilih kualitas orang. Memilih karakter orang. Bukan memilih karena garis keturunan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.