Kolom Eko Kuntadhi: KISAH PULSA GAMES ONLINE DAN PERTALITE

Gue membayangkan di sebuah rumah tangga. Penghasilan Rp 6 juta sebulan. Dari penghasilan segitu, Rp1 juta habis buat beli pulsa HP sekeluarga. Sisanya dipakai buat makan, bayar listrik, kontrakan, dan lain-lain.

Anaknya sekolah.

Mestinya bisa dapat les tambahan agar makin cerdas. Atau kursus menari biar bakatnya berkembang. Tapi ya, itu tadi. Budgetnya gak ada.

Bisa sih, keluarga itu mengurangi budget pulsanya. Dari Rp 1 juta sebulan jadi hanya Rp 200 ribu saja. Misalnya.

Mereka keluarkan pulsa sebesar itu karena anaknya hobby main games online. Kalau dikurangi budgetnya, dia akan ngambek. Marah. Bilang bapaknya pelit.

Bapaknya bilang, budget games online dikurangi. Tapi dia dikasih tambahan buat beli mainan yang lebih murah. Uang yang masih sisa bisa buat bayar les, ngaji, dan beli buku bacaan.

Anak yang cerdas akan memahami pilihan bapaknya. Anak yang ngeyel akan menganggap bapaknya gak sayang sama dia. Pulsa games onlinenya dipotong. Main lebih penting dari belajar.

Kira-kira kayak gitu sih, suasana hati Presiden Jokowi. APBN kita Rp 3000 T. Seperenam atau Rp 502 T digunakan buat subsidi BBM. Hasil subsidi itu jadi asap knalpot dan polusi.

Jokowi berfikir, bagaimana kalau duit kita jangan digelontorkan sebanyak itu buat subsidi BBM. Gimana kalau sebagian dialihkan buat bangun jalan, pembangkit listrik, membangun sekolah, penambah bobot pelayanan Puskesmas, dan lain-lain.

Tapi resikonya publik harus membayar BBM lebih mahal. Bukan karena gak disubsidi sama sekali. Tapi dikurangi karena duitnya mau dialihkan untuk yang lain.

Artinya, beli pulsa tetap. Anaknya masih bisa main games tapi gak segetol biasanya. Dia harus ikut les dan ngaji. Buat masa depannya.

Kadang memang seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan. Seringkali pahit. Tapi, obat juga pahit. Targetnya bisa menyembuhkan.

Presiden Jokowi maupun bapak tadi harus memutuskan sesuatu. Anak bapak tadi mungkin ngambek saat harus pergi les dan ngaji. Sama seperti sebagian kita mungkin misuh-misuh karena Pertalite naik.

Tapi itulah. Kehidupan harus memilih. Sebab masa depan hanya hasil dari keputusan kita hari ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.