Kolom Eko Kuntadhi: ORANG KEPO DAN SOK SUCI

Kini ada gerakan yang menamakan dirinya Celup, singkatan dari cekrek, laporkan, upload. Katanya gerakan ini akan memotret siapa saja yang bermesraan di ruang publik untuk kemudian dipermalukan dengan diupload fotonya.

Saya heran, dengan kerangka berfikir seperti apa gerakan ini dimulai? Sebagai polisi moral? Atau karena iri melihat orang sedang kasmaran? Atau hanya kaum kepo yang ingin membuka aib seseorang? Entahlah…

Biasanya kampanye-kampanye model begini akan bawa-bawa agama sebagai basis argumentasinya.







Apa mereka gak cukup dengan kasus dua kakak adik lelaki yang sudah lama tidak berjumpa? Mereka berdua naik motor dengan menunjukan keakraban. Lalu ada ibu-ibu sok moralis, menuduh merek gay, memotretnya dan menguploadnya di media soal. Foto itu jadi viral.

Apa yang terjadi? Orangtua kedua anak itu sakit. Seorang diantara kakak beradik itu malu karena dianggap gay dan dipublikasi. Padahal dia sedang melepas kangen dengan kakaknya yang sudah sekian tahun tidak berjumpa.

Atau ingat pasangan kekasih di Tanggerang? Dituduh berbuat asusila, mereka ditelanjangi oleh masyarakat. Sesungguhnya masyarakat itulah yang jelas biadab dan asusila. Sedangkan keduanya terbukti tidak melakukan apa-apa. Yang lelaki hanya hendak mengantarkan makan siang kepada calon istrinya yang sakit di kamar kosan.

Kini pasangan kekasih naas itu sudah menikah. Dan pengalaman buruk diperlakukan oleh masyarajat yang kepo dan ngacengan tidak mungkin terhapus dalam ingatannya.

Sebagai sebuah gerakan, Celup ini mengandung bahaya dalam dirinya. Dia akan menjadi ikon masyarakat yang kepo dengan urusan orang lain. Juga membuat masyarakat merasa lebih suci untuk menghakimi orang. Dan kita tahu, gerakan itu tidak mungkin siap untuk memeriksakan korbannya. Apakah benar persepsinya hingga bisa upload foto orang dengan caption yang barangkali meleset 100%?

Saya melihat, inilah cara berfikir manusia yang lahir dari perpaduan infotainment dan doktrin agama yang norak. Bukankah infotainment dan reality show konyol di TV seringkali punya logika seperti itu: Permalukan orang. Nah, ketika ditambah doktrin agama, kloplah.

“Jadi, kalau aku sedang gandengan mesra dengan Isyana, terus bertemu mereka nanti bisa dimasukin FB fotonya?” tanya Bambang Kusnadi.

“Gayamu, Mbang….”

Aku dengar Abu Kumkum, terhoek-hoek. Mungkin masuk angin mendengar pertanyaan Bambang.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.