Kolom Eko Kuntadhi: PERIKSALAH ANAK-ANAKMU!

Untuk kejadian seperti berita INI, kita akan selalu ingat peran Eep Saufullah Fatah, Buni Yani, Rizieq Shihab, MUI, Aa Gym dan banyak orang lainnya. Mungkin juga rekan FB atau family Anda sendiri yang aktif menjadi agen ketidakadilan.

Anak-anak non-muslim mulai terampas kesempatan dan masa depannya. Anak-anak yang beragama Islam, diajari bagaimana menjadi penindas atas nama agama mayoritas.

Orang-orang yang kita sebut di atas, juga banyak tetangga dan teman kita, telah menjadi bidan yang melahirkan monster dalam tubuh masyarakat. Monster yang ketika terlanjur lahir, akan sangat susah untuk membunuhnya. Monster itu adalah sikap yang merasa sah merampas hak orang lain dengan dalil agama.

Jika tokoh-tokoh tersebut sedang bertepuk tangan pada kemenangan politik saat ini, mungkin mereka juga akan tetap bertepuk tangan pada gelapnya masa depan Indonesia. Sebab di ruang-ruang gelap itulah, monster ini akan tumbuh semakin membesar.

Apakah kita akan membiarkan monster-monster berkembangbiak?

Sudah saatnya kita menengok kembali adik-adik kita. Melihat kembali anak-anak kita. Selamatkan jiwa mereka dari monster jahat yang dilepaskan para politisi dan mulai mengerogoti isi kepalanya. Agar mereka kembali menjadi manusia.

Jika Anda orangtua beragama Islam, jangan dulu berbangga dengan kefasihan anak-anakmu melantunkan kitab suci. Jangan terlalu senang jika jilbab mereka berkibar sampai menyentuh tanah. Perisaklah dengan seksama. Apakah kini anakmu yang manis itu telah berkembang menjadi algojo-algojo ketidakadilan. Atau dia tetap selembut dan semanis dulu?




Jika Anda seorang pengajar, mulailah membuka mata dan telinga. Periksalah dirimu, apakah kau sedang mengajarkan kebaikan atau malah serdang menurunkan sebuah monster ke anak didikmu? Atau kau sedang mengkotbahkan ketidakadilan ke kepala mereka.

Hari ini mungkin mereka merampas kesempatan seorang rekannya yang berbeda agama. Merampas hak temannya untuk berorganisasi di sekolah. Mungkin besok, dia akan terbiasa menyingkirkan orang lain atas nama agamanya. Dia akan dengan mudah memakai slogan agama untuk ‘membunuh’ pesaingnya.

Hari ini mungkin dia cuma membenci temannya yang berbeda agama. Lalu dia merampas hak temannya untuk berorganisasi. Lalu dia merasa mendapat kesempatan untuk berlaku yang lebih buruk lagi kepada yang berbeda pandangan. Lalu dia akan berkembang dengan jiwa seorang ISIS.

Periksalah anak-anakmu. Periksalah adikmu. Sebab kita menitipkan masa depan Indonesia di pundak mereka…









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.