Kolom Eko Kuntadhi: STRATEGI AA GYM DAN ARIFIN ILHAM

Ingat kasus Aa Gym saat mengumumkan poligami? Mendadak pengajiannya sepi ditinggal jamaah. Bisnis yang dibangunnya sempat terseok. Waktu itu, kabarnya, 300 orang karyawan MQ Corporation sempat dirumahkan. Para rekan bisnis banyak yang memutuskan kontrak.

Mungkin saja para jemaah secara tidak langsung protes pada keputusan Aa untuk melakukan poligami. Ibu-ibu sepertinya banyak bersimpati dengan Teh Nini, istri pertama Aa.




Kenapa demikian? Karena dalam dakwah Aa Gym waktu itu memberikan porsi kepada Teh Nini untuk juga mengekspresikan dirinya hingga dikenal publik. Teh Nini diberi panggung dan peran yang cukup signifikan. Teh Nini didorong maju ke depan akhirnya ikut populer bersama Aa Gym.

Akibatnya, ketika Aa melakukan poligami, simpati ibu-ibu jemaah pada Teh Nini menjadi bumerang bagi Aa Gym sendiri. Apalagi sebagai tokoh yang dikenal publik, pada akhirnya Teh Nini juga menjadi sorotan berita saat kasus poligami Aa Gym terkuak. Ini mengakibatrkan bisnis yang dibangun Aa Gym mendadak sepi.

Untung saja ada kasus Ahok, dimana Aa Gym akhirnya bisa membangkitkan bisnisnya kembali. Dalam salah satu acara ulang tahun Daruut Tauhid, soal kebangkitan itu diungkapkan sendiri oleh Aa Gym.

“Eh tidak menyangka sekarang seperti ini lagi. Ini gara-gara Cep Ahok, kita doakan agar Cep Ahok dapat hidayah. Karena Cep Ahok saya ikut aksi 411.”

Berbeda dengan Arifin Ilham. Secara terang-terangan ustad ini mengumumkan kemesraan dengan istri-istrinya. Bahkan kini beristri tiga. Tapi tampaknya pamor Arifin tidak surut seperti Aa Gym.

Kenapa?

Tidak seperti Aa Gym yang memberikan peran pada Teh Nini hingga dikenal publik, Arifin cenderung menyembunyikan istrinya dari berbagai aktifitas dakwahnya. Publik hanya mengenal wanita bernama Yuni asal Aceh sebagai istri pertama dan Rania yang katanya berdarah Yaman. Bahkan sampai saat ini nama istri ketiga Arifin tidak pernah diperkenalkan. Hanya disebut wanita berdarah Sunda saja.

Akibatnya publik tidak memiliki ikatan emosional dengan istri Arifin Ilham. Apalagi, mungkin, sebagian besar jemaah Arifin Ilmah didominasi lelaki. Jadi, soal isu poligami bukan menjadi problem serius.

Nah, ini sekadar tips. Jika tokoh publik atau ustad kondang ingin melakukan poligami, yang harus diperhatikan adalah jangan pernah memberi peran berarti kepada istrinya. Meskipun sebagai manusia, mungkin saja istrinya itu punya potensi yang besar untuk dikembangkan seperti layaknya Teh Nini.

Singkatnya, jika ada ustad kondang ngebet poligami, langkah pertama yang harus dilakukan, pendamlah istri Anda di rumah saja. Halangilah potensinya untuk berkembang dan berkaya. Agar tidak jadi bumerang bagi popularitas sang ustad.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.