Kolom Eko Kuntadhi: TERBONGKAR! — Fadli Zon Ternyata Donatur Teroret

Ada sebuah foto yang beradar di medsos. Foto ini adalah capture dari unggahan twitter anggota DPR Fadli Zon. Waktu foto ini diunggah, tahun 2015 lalu, jabatan Fadli Zon masih sebagai Wakil Ketua DPR-RI. Anggota DPR dari Gerindra ini membalas isi twit dari akun Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) dalam akun @HilalAhmarSI; HASI mengucapkan terimakasih atas bantuan Fadli kepada lembaga ini sebesar 20 ribu USD.

Isi twit HASI tepatnya adalah, “Terimakasih kepada Wakil Ketua DPR-RI @Fadli Zon atas bantuan dan kepeduliannya terhadap krisis kemanusiaan di Syuriah.”

Lalu, Fadli menjawab singkat. “Amin. Semoga bermanfaat. Terimakasih.”

Konten itu diuanggah oleh HASI pada tanggal 29 Mei 2015. Di sana ada foto Fadli dan seseorang dalam prosesi penyerahan bantuan tersebut.

Mau tahu siapa orang di sebelah Fadli dalam foto tersebut? Dia adalah Angga Dimas Persada. Angga Dimas sendiri khabarnya sudah ditangkap Densus 88 beberapa waktu lalu.

Keterlibatannya dalam jaringan HASI yang terafiliasi dengan Jemaah Islamiyah membuat Angga dicokok Densus 88.

Saya mencoba menelusuri foto ini. Ternyata akun twitter Kompas TV Makasar juga sudah mengupload foto ini sehari sebelumnya, 29 Mei 2015. Jika melihat dari foto akun Kompas TV Makasar itu, prosesi penyerahan bantuan Fadli pada HASI dilakukan di ruangan kerjanya di Gedung DPR.

Selain Fadli dan Angga Dimas. Dalam foto yang diunggah Kompas juga ada Fahri Hamzah dan seseorang bernama Amidhan, berpeci kupluk putih.

Kalau menelusuri akun twitter Fadli Zon, sepertinya unggahan tersebut sudah dihapus. Saya gak tahu alasan Fadli menghapusnya. Mungkin saja Fadli gak mau jejaknya sebagai penyokong dana bagi gerakan teroris tercium dunia.

Apalagi ketika kondisi Syuriah makin terkuak. ISIS dan Alqaedah berhasil dipukul mundur di Syuriah. Jika HASI selama ini menyokong aksi para Srigala itu, kekalahan kelompok terror di Syuriah merupakan kekalahan HASI juga.

Tentu saja termasuk kekalahan penyandang dananya.

HASI sendiri resmi dinyatakan oleh PBB sebagai organisasi teroris. Peran HASI adalah mencarikan donasi dan bantuan untuk mengirim para jihadis dari Indonesia ke Syuriah. Di Syuriah para jihadis itu bergabung dengan Jabhat Annusra atau Alqaedah.

Bukan hanya PBB yang menyatakan HASI sebagai organisasi teror. Indonesia juga sudah resmi memasukkan HASI sebagai organisasi terlarang. Hal ini sesuai dengan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Siapakah penanggungjawab HASI? Anda pasti sudah dengar ada seorang dokter yang dikemarin tewas di Sukoharjo. Dokter Sunardi tewas karena melalukan perlawanan saat mau ditangkap Densus 88 kemarin.

Sunardi dengan segaja memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, bergerak zigzag sampai menabrak beberapa kendaraan lain.

Akhirnya Densus 88 terpaksa melumpuhkannya dengan peluru. Sunardi sebagai penanggungjawab HASI tewas.

Sebetulnya peran HASI bukan hanya mengirimkan para jihadis Indonesia ke Syuriah. Organisasi ini juga memberi bantuan logistik kepada gerombolan teroris di Syuriah.

Biasa. Mereka berkedok aksi kemanusiaan. Seperti berbagai lembaga lain semisal Aksi Cepat Tanggap yang menjual Save Allepo untuk mengumpulkan donasi. Nyatanya duit dari Rakyat Indonesia itu diberikan kepada para teroris di Syuriah.

Para pengepul sedekah itu berkedok aksi kemanusiaan. Padahal sesungguhnya yang mereka lalukan adalah memberi bantuan kepada kelompok yang merusak nilai kemanusiaan di Syuriah.

Yang paling membuat kita miris adalah bantuan Fadli Zon itu. Ketika memberikan donasi kepada HASI Fadli duduk sebagai Wakil Ketua DPR-RI. Bayangkan, betapa sedihnya kita ketika seorang pejabat negara memberi bantuan kepada organisasi teroris.

Pantas saja setiap ada penanggkapan gerombolan terror oleh Densus 88, Fadli selalu nyinyir. Ia bahkan pernah meneriakkan pembubaran Densus 88.

Ketika tewasnya dokter Sunardi kemarin, Fadli juga tidak kalah keras bersuara. Pembelaannya pada tersangka teroris amat sangat kentara.

Nah, sokongan Fadli dalam bentuk sumbangan kepada organisasi terror merupakan persoalan serius. Bukti ini bisa jadi pintu masuk Densus 88 untuk menelusuri lebih jauh peran anggota dewan asal Gerindra tersebut.

Sebagai anggota parlemen akan sangat aneh kalau Fadli tidak tahu bagaimana posisi HASI dalam jaringan terror dunia. Posisi Fadli sebagai anggota DPR memungkinkan semua informasi bisa dia dapatkan.

Artinya, Fadli tidak mungkin mengelak sumbangannya kepada HASI disebabkan karena dia tidak tahu bahwa HASI adalah organsasi terror.

Saya rasa dengan bukti ini peran Fadli sebagai penyokong dana organisasi terror perlu dilacak lebih jauh. Betapa sedihnya Rakyat Indonesia jika pejabat-pejabat negaranya ternyata terlibat aktif dalam kejahatan kemanusiaan.

Menurut United Nation Security Council (UNSC) 1267 yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB semua negara anggota termasuk Indonesia diminta untuk meratifikasi ketentuan tersebut dan membekukan aset warga negaranya yang terkait kelompok teroris.

Bukan hanya terduga teroris, tetapi juga pihak yang mendanai aksi teror sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

Artinya jika terbukti Fadli sebagai pendana kelompok teroris, bisa saja seluruh asset dan rekeningnya diblokir.

Yang paling mengerikan dari kisah ini adalah ada pejabat tinggi negara ternyata punya keterlibatan aktif dalam kejahatan kemanusiaan.

Jaringan terror bukan lagi ada di ruang-ruang tertutup. Tetapi sudah merangsek ke Gedung DPR. Lengkap dengan jas dan dasinya. Sambil gak berhenti nyinyir.

“Nyumbang kok, buat teroris. Mending buat aku, ” ujar Abu Kumkum.

Yeee… Iri!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.