Kolom Eko Kuntadhi: TOKOH-TOKOH IMAJINER SANDIAGA UNO

Eko Kuntadhi 4Setiap kali ada panggung debat yang menghadirkan Sandiaga Uno, yang saya tunggu cuma satu: Nama siapa yang akan dia sebut? Waktu debat Pilkada Jakarta Sandi sering membawa-bawa nama Bi Narti. Tukang kue cucur. Entah benar, entah gak. Entah ada orangnya atau cuma tokoh fiktif. Sampai sekarang gak jelas.

Bi Narti ini yang dulu jadi model Sandi untuk menggulirkan program OK-OCE di Jakarta.

Lalu, Sandi juga bicara ada Bu Lia. Perempuan terboros senusantara. Bu Lia ini –mungkin sudah dicerai sama suaminya– gak bisa mengatur duit belanja sama sekali. Dikasih duit Rp100 ribu, dia cuma bisa membeli cabai dan bawang.

Sandi gak menjelaskan bahwa Bu Lia itu makanan utamanya sambel. Kalau beli gado-gado, dia beli sebungkus Rp 10 ribu. Tapi dia harus nambah beli cabainya doang Rp 5 ribu. Diulek bareng.

Debat Capres kemarin Sandiaga membawa lagi nama Pak Nadjib. Ngakunya nelayan yang dipersekusi aparat keamanan.

Tapi, setelah itu nama Nadjib jadi misterius. Tim Prabowo-Sandi malah membuat drama dengan menyembunyikan Pak Nadjib, dengan alasan karena kuatir dicari pihak keamanan karena namanya disebutkan Sandi di forum debat.

Entah gimana ceritanya. Ternyata Nadjib yang bertemu Sandiaga itu bukan nelayan. Kerjanya adalah rental PS3 buat anak-anak di Karawang. Artinya omongan Sandi bahwa Nadjib adalah seorang nelayan yang dipersekusi, itu bohong.

Dalam debat Cawapres Sandi membawa lagi nama Bu Lies. Katanya dia adalah pasien BPJS yang tidak tertangani dengan baik.

Lantas, ketika bicara soal kurikulum, Sandi membawa lagi nama Salsabila, seorang murid sekolah. Katanya Salsabila protes dengan isi kurikulum kita. Ini protes seorang murid dari jutaan murid sekolah yang ada di Indonesia.

Nah, berdasarkan protes seorang murid itulah Sandi mau merombak kurikukum pendidikan. Entah, ini Salsabila mana lagi.

Saya kadang aneh. Sandi ini hapal nama-nama orang yang mengeluh. Dia bisa menceritakan satu-satu nama tersebut. Tapi, sampai saat ini, misalnya, saya gak pernah dengar Sandi menyebutkan satu nama saja yang sukses berkat progran OK-OCE yang dibanggakannya.

Atau gimana kabarnya Bi Narti, tokoh yang dulu dijadikan model untuk membuat program OK-OCE. Apakah usahanya sudah maju? Apakah dia sudah punya pabrik kue cucur? Atau, apa Bi Narti sudah mampu menjual cucur sebesar UFO?

Apakah kue cucur Bi Narti sudah go internasional? Apa karena program OK-OCE Bi Narti malah gak jualan kue cucur lagi. Tapi beralih ngutangin panci dan penggorengan?

Tidak jelas. Semua gak jelas. Yang kita tahu malah banyak OK-OCE mart yang bangkrut. Mungkin saja Bi Narti juga bangkrut. Dagangan kue cucurnya tutup. Karena, ketika ikut program OK-OCE, dia cuma dapat ceramah. Boro-boro ada tambahan modal.

Karena keseringan pelatihan OK-OCE yang pelatihnya dibayar negara, Bi Narti malah gak sempat dagang. Otomatis bangkrut.

Artinya begini. Kalau orang mengeluh, Sandi hapal nama-namanya. Tapi Sandi tidak bisa menyebutkan satu nama saja. Ya, satu nama yang sukses berkat OK-OCE.

Kenapa? Karena OK-OCE adalah program gagal. Kalau gagal di Jakarta, Sandi ingin membawa kegagalan itu ke tahap nasional.

Lu mau disuruh nyoblos Cawapres gagal?

“Mas, Bi Narti sekarang sudah gak dagang cucur lagi. Dia sudah dilamar sama konglomerat,” ujar Abu Kumkum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.