Kolom Eko Kuntadhi: UMAT SOK AKSI!

Tapi inilah Indonesia masa kini. Negeri dengan sejuta aksi. Ketika Ahok dianggap menghina agama Islam, mereka menggelar aksi beramai-ramai. Berjilid-jilid seperti sinetron Cinta Fitri. Ketika Somad kedapatan menyingung Umat Kristen, eh, mereka juga sibuk menggelar aksi. Aksi bela-belaan.

Mulai dari bela ulama sampai Bela Saphira.

Ketika gak ada yang menghina apa-apa, merekapun menggelar aksi. Aksi Blue Bird atau Express. Yang penting argo terus berjalan.

Pokoknya aksi adalah jalan keluar yang selalu ditawarkan. Masa yang brongos atas nama agama terus dimanipulasi mengikuti seruan-seruannya. Tidak ada hari tanpa aksi.

Sebab aksi butuh duit. Sebab donatur butuh alasan untuk menyumbang. Sebab nasi bungkus perlu kegiatan untuk dibagikan. Dan satu-satunya kegiatan yang membuat perut lapar adalah aksi.

Orang-orang sok aksi itu, entah, apakah dulunya mereka dibesarkan dengan ASI yang cukup. Dalam penelitian, bayi-bayi yang kekurangan ASI akan lebih rentan daya tahan tubuhnya. Mungkin juga rentan daya tahan imannya.

Akibatnya jadi suka Caper. Dikit-dikit minta perlindungan. Bawa-bawa nama Tuhan dan agama. Berlindung di balik fatwa. Atau di balik jubah. Atau atas nama umat.

Umat yang mana? Yang mana saja. Terkadang umatnya bernama Liues Sungkarisma. Terkadang namanya Rocky Gerung. Kadang-kadang Novel ‘Fitsa’ Bamukmin. Pokoknya umatlah. Umat aksi waldemoiyah.

Cobalah kritik aksi mereka. Kamu akan terkena mantra khasnya, “semoga dapat hidayah.”

Padahal kita ini kurang hidayah apalagi? Kita sudah sering mendengar hidayah nur wahid bicara. Itu saja terkadang bikin keliyengan. Kalau ditambah-tambah hidayah lagi, apa gak beresiko ambruk?

Makanya mereka yang kecilnya kekurangan ASI hingga berperilaku sok aksi, ketika besar sibuk mencari ASI sebanyak-banyaknya. Menutupi trauma masa kecilnya. Buat apa mereka mencari ASI banyak-banyak? Agar anak-anaknya semakin sehat?

Bukan. Agar bapaknya semakin bersemangat.

Semangat apa? Semangat aksi, dong.

Jika saja kadar keimanan ditentukan dari seberapa sering manusia memggelar aksi, pasti korlap-korlap demo itu yang paling dulu masuk surga. Bisa dipahami. Kadang mereka menggelar demo dengan sholat di jalanan. Akibatnya macet gak ketulungan.

Sholat adalah salah satu ibadah yang mengantarkan manusia ke surga. Meskipun cara nafkah buat keluarga juga termasuk ibadah. Ganjarannya surga juga.

Nah, dengan menggelar sholat di jalan, orang-orang yang hendak mencari nafkah jadi terganggu. Driver Ojol tertahan rezekinya. Gak bisa mengantar penumpang. Dengan kata lain dia gak bisa ibadah dengan baik di hari itu.

Kenapa? Sebab Korlap demo sedang menyerobot ibadah supir Ojol dengan menggelar sholat di jalan. Hanya dia yang berhak beribadah hari itu. Hanya dia yang berhak masuk surga.

Maka surga akan banyak diisi oleh para penikmat aksi maupun penikmat ASI.

Entah, sejak kapan di tengah-tengah kita banyak umat yang sok aksi. Dikit-dikit aksi. Dikit-dikit aksi. Dulu kayaknya gak begini amat, deh.

“Aksiaaann, deh, lho…”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.