Kolom Eko Kuntadhi: USULAN PEMILU DITUNDA

Jakarta hujan. Juga angin. Di Senayan, hujan gak terasa. Hanya ada angin AC. Tapi mereka tetiba ngomong yang aneh: Tunda Pemilu. Yang ngomong ketua DPD La Nyala Mataliti. Omongan senada juga disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Alasannya karena ada potensi politik yang terbelah. La Nyala minta penundaan Pemilu dan masa perpanjangan jabatan Presiden 2 tahun.

Usulan Bamsoet gak jauh berbeda.

Usulan itu kayaknya akan menampar Presiden Jokowi. Sebab disangka orang, Jokowi yang mau memperpanjang masa jabatannya. Padahal, tahapan Pemilu sudah digelar. Prosesnya sedang dipersiapkan. Sekarang masa ferifikasi Parpol. Oktober 2023 pendaftaran Capres-Cawapres. Februari nyoblos.

Kita tentu merasa aneh soal usulan ini. Seakan memperpanjang masa jabatan Presiden, padahal Presiden sendiri gak pernah ada geliat untuk itu. Ia selalu bicara 2024 dalam berbagai kesempatan. Gak ada wacana penundaan yang keluar dari mulutnya.

Pertanyaanya, siapa sih yang diuntungkan kalau Pemilu ditunda? Yang pertama disorot pasti Presiden karena masa jabatannya bertambah di luar waktu yang diatur UUD.

Ke dua, kalau masa jabatan Presiden diperpanjang otomatis masa jabatan anggota legislatif juga mulur. Termasuk masa jabatan Ketua DPD dan Ketua MPR. Jadi, kalau mereka mengusulkan itu, karena memang menguntungkan juga bagi mereka sendiri.

Kampanye, bagi Caleg, baik DPR, DPRD maupun DPD adalah coast. Mereka harus keluarkan energi dan biaya agar dipilih lagi. Nah, kalau nambah masa jabatan dua tahun, kan lumayan. Ngirit. Dapat fasilitas tambahan dua tahun tanpa biaya tambahan.

Tapi mereka gak akan menanggung resiko atas usulan itu. Orang akan mensasar Presiden. Bukan mereka.

Sebetulnya UU sudah mengatur soal penundaan Pemilu. Bisa saja dilakukan apabila negara dalam keadaan darurat. Misalnya ada perang. Atau ada hal darurat lainnya.

Lha, sekarang Indonesia baik-baik saja. Covid19 hampir berlalu. Perang Rusia-Ukraina bukan urusan kita.

Kalau alasannya Pemilu akan berpotensi gesekan, lha itulah Demokrasi. Emang begitu wataknya. Ada perbedaan pendapat. Ada perbedaan pilihan politik. Ada beda pandangan.

Emang kalau Pemilu ditunda dua tahun, dijamin akan adem? Gak juga kale. Mana seru Pemilu yang terlalu adem. Meskipun jangan juga sampai memecah belah.

Tapi itulah watak politik. Mereka mau untung buat dirinya sendiri. Tapi resikonya dilimpahkan kepada orang lain. Mau jabatannya diperpanjang yang dijorokin Presiden Jokowi.

“Jabatan yang panjang itu cuma marbot masjid. Bisa seumur hidup, mas,” celetuk Abu Kumkum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.