Kolom Ganggas Yusmoro: DALAM SEBUAH PERJALANAN

“Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha kuasa, jalan-jalan kita sudah bagus ya, Mas.” Keponakan yang lagi pegang stir mengangguk.

“Inilah keinginan pemerintahan sekarang. Rakyatnya biar ada mobilitas tinggi dalam beraktivitas. Bisa tepat waktu. Lancar dalam perjalanan. Waktu tidak terbuang sia-sia. Waktu bisa diisi dengan kegiatan yang produktif agar bangsa ini bisa maju. Bisa mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain. Yang penting jangan malas.”

“Kita lewat jalan tol ya, Pak?”

“Ooo ya, jelas. Masak kita mau lewat jalan biasa. Sampainya kapan? Ini juga yang diinginkan oleh Pak Jokowi. Dengan dibangun jalan tol, bangsa ini diharapkan lebih dinamis. Pengiriman Sembako, hasil bumi serta produksi pabrik tidak terbuang waktunya di jalan. Tentu dengan jarak dan waktu lebih pendek, biaya pengeluaran untuk transportasi bisa dikurangi. Dengan ini diharapkan harga-harga bisa stabil. Siapa yang diuntungkan? Kita. Rakyat Indonesia.

“Tapi, soal hutang negara yang katanya gila-gilaan?”

“Itu hanya manusia sontoloyo yang punya pikiran semacam itu. Hanya manusia ruwet dan rumit. Tidak bersyukur dengan pencapaian Pak Jokowi. Toh dengan jalan-jalan yang mulus, siapa yang senang? Rakyat juga, kan? Atau kamu lebih suka jalan-jalan hancur seperti tempo hari?”

Ponakanku menggeleng. Bandara sudah di depan mata.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.