Kolom Ganggas Yusmoro: JANGAN-JANGAN PEMBENCI JOKOWI BUTUH PSIKIATER

Empat tahun hidup dalam kebencian, tentu merupakan keadaan dimana menjalani hidup jauh dari rasa nyaman. Bisa diyakini, pikiran dan hati mereka sudah menghitam bagaikan jelaga. Dan celakanya, orang yang dibenci selalu hadir di manapun berada. Di televisi, setiap perbincangan, bahkan di layar Gadget yang digunakan.

Jika mau mengamati tahapan-tahapan para pembenci Jokowi, yang semula berharap Jokowi hanya bisa bertahan 2 tahun, ternyata malah melenggang kangkung hingga sekarang.

Bahkan partai-partai di koalisi permanent (itu yang mereka teriakkan saat itu), satu per satu merapat ke Kubu Jokowi, serta tokoh-tokoh yang dulu berseberangan dengan Jokowi ternyata sekarang malah menjadi Bamper. Menjadi pendukung Jokowi, pembela Jokowi dengan gagah berani.

Ada Pak Mahfud, Ustads Ali Mukhtar Ngabalin, Ustads Tuan Guru Bajang, bahkan informasi yang bisa dipercaya, Ustads UAS menolak dijadikan team Jurkam Nasioanal Kubu Prabosan.

Di sinilah persoalannya. Mereka yang gelap mata oleh racun kebencian sudah tidak bisa berpikir rasional. Faham dari delusi sudah menggerogoti akal sehat meski sudah disodori fakta serta argumentasi yang obyektif. Dari sudut pandang ilmu Psikologi, manusia-manusia dengan kriteria semacam ini bisa dikategorikan sakit jiwa.

Seperti halnya Ustadz Tenkyu, Duo F, Timpatul Semiring-miring, Mustofa Nahra Rahwana yang dulu di PKS sekarang menclok di PAN. Ada kakek Tua Mbah Amien yang selalu berbicara kontroversi dan ngawur. Si Neno Warisan dan Mardani yang selalu kalap dengan deklarasi ganti presiden.

Bayangkan saja, proses suksesi atau pemilihan tampuk kekuasaan masih lama, masih hampir 1 tahun, kenapa mereka selalu kejang-kejang dengan tagar ganti presiden? Apa ini bukannya tanda-tanda sakit jiwa?

Jika Ratna Sarumpaet adalah representatif dari para pembenci Jokowi, dan kemarin malam dalam acara ILC mengatakan test DNA terhadap Ibunda Jokowi, tentu itu ucapan yang menjijikkan. Proses administrasi negara sangat dilecehkan. Apalagi sebagai Presiden sekaligus simbol Negara, ucapan Ratna Sarumpaet sepertinya sangat tidak bermoral dan beretika sebagai Orang Timur yang beradab.

Jika para pentolannya saja seperti itu, jangan heran para pendukungnya terbukti banyak yang ditangkap Polisi karena melanggar hukum menyebarkan Hoax serta Fitnah. Memberi informasi yang kredibel, rasional serta obyektif tentu tidak akan diterima. Kenapa? Bisa dimaklumi karena tanda-tanda orang sakit Jiwa ya seperti itu. Jika ada pembenci Jokowi di sekitar anda mempunyai gejala-gejala yang seperti tersebut di atas, harap hati-hati.

~ Yang WARAS jangan NGALAH ~

#TetapJokowi.
#SelamatHariRayaKorban

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.