Kolom Ganggas Yusmoro: Menganalisa Ucapan Rasis Anies soal Pribumi

“Kini, saatnya pribumi menjadi tuan di negeri sendiri,” itu adalah salah satu kalimat dari ucapan seorang Anies Baswedan, seorang yang mantan Menteri Pendidikan dan juga sebagai mantan rektor yang telah membuat para netizen geger.

Hal ini membuat banyak orang membelakkan mata seakan tidak percaya bahwa seorang gubernur baru di Ibu kota negeri ini tega mengeluarkan kata-kata yang membuat telinga memerah, yang tega memercikkan api perpecahan terhadap kebhinekaan negeri ini.

Yang menjadi persoalan adalah, apakah sekaliber Anies Baswedan yang mempunyai intelektualitas mengucapkan hal itu ngawur? Rasanya jauh panggang dari api. Mari kita analisa.




Analisa pertama.

Anies Baswedan adalah seorang oportunis, menclok sana menclok sini bagaikan bajing loncat, dan itu adalah hal yang biasa. Seorang ambisius yang sesuai levelnya, tentu dia juga bisa menakar dirinya sendiri.

Di sinilah dia menjaga eksistensinya. Dia berusaha untuk menjadi seorang HERO. Menjadi seorang malaikat penyelamat, menjadikan dirinya manusia super hebat untuk kelompok mayoritas di negeri ini.

Harapannya adalah, seperti cita-citanya saat mengikuti Konversi Capres Partai Demokrat, Anies telah mengibarkan bendera tinggi agar di 2019 ada partai yang meminangnya. Langkah awal sebagai modal adalah “inilah modal saya.” RASIS !!! Nyatanya juga menang !!!

Analisa ke dua.

Para migran dari negra Arab yang menyeludup masuk Eropah.

Anies ingin membangun sebuah kekuatan dengan caranya. Dia ingin menunjukkan superioritas dirinya bahwa apapun itu soal kebijakan nanti mengelola Jakarta jangan ada yang berani macam-macam.

“Gue didukung pribumi, suka-suka gue. Jika elu-elu pada, termasuk KPK sekalipun berani sama gue, kalian akan kena gerudug pasukan gue yang pribumi itu.”

Analisa yang ke tiga.

Anies mengalami Syndrome Over Dosis Eforia. Ketika dia pidato, otaknya lagi mengsle, karena mengalami trouble yang serius. Dia lupa bahwa dirinya juga keturunan Arab, Arab yang banyak onta, yang banyak kadal gurun.

Analisa mana yang proporsional? Silahkan dipilih, dipilih!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.