Kolom Ganggas Yusmoro: NAJWA SHIHAB MENJAWAB TANTANGAN PROFESIONALISME (DEBAT PILKADA DKI)

Najwa Syihab, Metro dan Nasdem tentu ada dalam satu lingkaran di wilayah ruang dan tempat sebagai pendukung pemerintah dan pendukung Ahok. Ketika tarik ulur mengenai di mana stasiun TV tempat debat terakhir, siapa yang harus menjadi pembawa acara, meski dengan alot dan gotot, maka pihak Metro TV berhasil meyakinkan KPU DKI agar acara debat terakhir DKI bisa diboyong oleh Metro. Stasiun TV yang dianggap sebagian kelompok sebagai TV kafirrr…

Dari Info yang bisa dipercaya, mulai KPU, orang-orang KPI, serta beberapa anggota DPR sebenernya berusaha mencari TV nasional yang netral. Agar netralitas debat bisa terjaga. Agar tidak ada justifikasi yang neko-neko diantara dua kubu.




Pertanyaannya adalah, stasiun TV mana yang netral? Yang sama sekali “bersih” dari orang partai atau berafiliasi dengan golongan tertentu? Yakinlah, Metro TV tidak akan murahan seperti halnya TV sebelah yang membuat perhitungan abal-abal.

Najwa Shihab juga bukan pembawa acara kacangan yang juga hanya “menjual diri” sesaat hanya untuk Pilkada DKI.

Ketika acara Debat Pilkada DKI putaran terakhir mau tidak mau mereka-mereka yang sudah terlanjur “dicuci otaknya” menganggap Metro TV adalah TV kafir, semalam terpaksa “meng-auto research” agar bisa mengintip kecantikan Mata Nazwa Shihab yang memang lumayan cantik.

Meski sebenernya Kubu Anies keberatan debat semalam ada di Mata Najwa, maunya sih di stasiun TV One atau yang bagus lagi di INews. Namun pihak KPI (pokoknya yang menguasai masalah siar menyiarlah) tentu mempunyai data yang valid bahwa Mata Najwa lebih profesional. Lebih qualified. Juga lebih bisa dipercaya.

Namun, dampak secara PSYCOLOGIS untuk Anies sungguh maha dahsyat. Jika Ahok merasa di kampungnya sendiri, merasa berada di tengah-tengah keluarga, sahabat dan handai taulan, tidak demikian dengan Anis. Meski AC konon sudah disetting agak lebih cool, Anis seakan berada di gurun pasir yang gersang. Gerah dan berkeringat.

Itu mengapa Anis semalam tidak nyaman dan bahkan untuk senyum saja susah. Senyuuuum sodara-sodara… Atau kapasitas Anis memang belum mumpuni?
Begitulah kura-kura.










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.