Kolom Ita Apulina Tarigan: GAMBAR LANGIT

Minggu lalu, saya dalam perjalanan dari Yogya menuju Jakarta, naik kereta api. Berangkat Pukul 09.24 WIB dari Stasiun Tugu menuju Gambir. Pagi itu cuaca Yogya cukup cerah, Tetapi, setelah kereta melaju pelan-pelan, langit mulai mendung.

Awan tebal menumpuk di penjuru langit.

Kadang berselang-seling awan putih dan kelabu, seolah langit dilukis dengan gradasi putih menuju abu-abu gelap pekat. Sawah ladang yang luas sepanjang jalan membuat kita bebas memandang bentangan langit.

Selepas Bumiayu, iseng-iseng saya rekam langit dengan kamera ponsel. Bentuk awan yang bergelayut dapat menghantar imajinasi ke mana-mana. Merangkai cerita di kepala.

Ada seekor naga raksasa yang marah, bertarung dengan seorang Ksatria. Saking marahnya, sang naga menghembuskan api yang besar untuk membakar lawannya. Tak pelak, Sang Ksatria lari mengelak. Entah apa yang mereka persoalkan atau rebutkan, tidak jadi masalah. Yang jelas pose mereka cukup dramatis.

Kemudian, ada lagi seperti lengan robot hendak menjangkau sesuatu dari bumi. Mungkin mereka bawa ke langit untuk diperiksa dan menemukan apa yang unik atau aneh dari benda bumi yang mereka amati.

Selepas itu, hujan pun turun dengan derasnya menghapus gambar langit. Air menerpa jendela kereta. Kacanya menjadi buram, kabur. Tetesan air terlihat jelas.

Hanya saja, gambar-gambar langit yang dilukis awan selalu membuat saya terkesan. Saya suka melihat kembali foto-foto yang ada dan merangkai ulang cerita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.