Leiden, sering disebut sebagai “kota buku”, memiliki sejarah panjang dalam pencetakan dan perdagangan buku. Tradisi ini berasal dari abad ke-15 dan berkembang secara signifikan setelah berdirinya Universitas Leiden pada tahun 1575. Salah satu yang menjadi bagian dari sejarah buku Kota Leiden adalah, Templum Salomonis.
Ini adalah tempat tinggal ahli hukum dan kolektor buku terkenal Philips van Leyden (1328-1382), pejabat terpenting Comte Willem V, Belanda.
Tempat ini diberi nama “Templum Salomonis” karena selain rumah, Philips van Leyden juga membuat perpustakaan yang luas dan lengkap dari koleksi bukunya. Diberi nama Templum Salomonis karena mengacu pada Raja Salomo yang bijak dan pandai dalam Kitab Perjanjian Lama. Aslinya Templum Salomonis sekarang adalah Mesjid Al-Aqsa yang berdiri di atas reruntuhan Bait Allah yang didirikan oleh Raja Salomo.
Di tahun 1894 tempat ini diambil alih oleh mantan karyawan percetakan sebelumnya beroperasi di gedung ini. Nama perusahaanya adalah Burgersdijk & Niermans, yaitu nama kedua karyawan tersebut. Merekalah yang kembali menggunakan nama Templum Salomonis, setelah sebelumnya berganti-ganti nama sesuai dengan kemauan Perusahaan yang menjalankan bisnis di gedung itu. Burgersdijk & Niermans menjalankan bisnis lelang dan toko buku antic di Templum Salomonis.
Di masa itu penjualan buku-buku antik tentu saja sebagian besar dilakukan melalui katalog. Di tahun 1896 Burgersdijk & Niermans menerbitkan katalog pertama mereka tentang filologi klasik, Neo-Latin dan arkeologi. Di 1926, mereka mulai mejual buku-buku baru di bidang Sastra, Sejarah dan Teologi.
Mereka membuka cabang di Leiden, Breestraat (kalua ke Leiden kalian wajib ke sini, karena ada banyak sekali toko buku di Lokasi ini). Di PD II, Universitas Leiden ditutup dan mahasiswa banyak pindah ke Amsterdam, mereka membuka dua cabang di sana di Langebrugsteeg dan Leidsestraat. Saat ini mereka tidak menjual melalui katalog tercetak, tetapi sudah memanfaatkan teknologi internet.
Satu lagi, kebanyakan toko buku di Leiden dan Amsterdam menjual buku berbahasa Belanda, sehingga beberapa toko buku akan memasang tanda khusus agar orang tahu mereka juga menjual buku berbahasa Inggris. Kita juga tidak sulit menemukan buku antic yang umumnya berbahasa Yunani, Arab atau Ibrani.
Catatan Foto cover:. Saya tidak beli buku di sini, hanya cuci mata melihat sebuah buku kuno berbahasa Yunani dalam kotak kaca.