Kolom Juara R. Ginting: ANTARA LANGIT DAN BUMI DI KARO — Kebenaran Lokal (Pemahaman Tentang Perspektif)

Ada sebuah temuan kami yang masih perlu “dipertajam” lagi melalui sebuah survey yang jelimet. Temuan itu memperlihatkan rumah-rumah adat di Karo Timur orientasinya Jahe–Julu berdasarkan aliran sebuah sungai setempat. Kebetulan pula, setelah memeriksa peta, sungai-sungai di Karo Timur mengalir dari Selatan ke Utara dan beberapa diantaranya dari Utara ke Selatan. Lain halnya dengan rumah-rumah adat di Karo Barat yang tidak mengikuti aliran sungai manapun.

Terindikasi orientasinya adalah Timur–Barat.

Dengan sepeda motor GL100, di tahun 1987, kamipun mengunjungi hampir semua kampung di Dataran Tinggi Karo, terutama di mana masih ada rumah adatnya. Kami membawa kompas untuk memeriksa apakah memang benar Timur–Barat.

Sebagian besar benar. Tapi di beberapa kampung seperti halnya Pernantin, memang mengarah ke Timur–Barat tapi tidak seakurat yang diukur dengan kompas.

Kami pun memasuki sebuah warung kopi di kampung itu. Setelah memesan minuman dan bertegur sapa dengan para pelanggan lainnya, saya pun mulai bertanya dengan cara mengarahkan pertanyaan ke publik (bukan personal).

“Apa panutannya arah rumah-rumah adat di kampung ini?”

Hampir serentak mereka menjawab Jahe–Julu. Saya sudah belajar sebelumnya kalau Jahe-Julu artinya di Karo Timur Hilir–Hulu sesuai aliran sebuah sungai, di Karo Barat artinya Barat–Timur. Pernantin adalah bagian Karo Barat.

“Barusan saya periksa dengan kompas, tidak sangat tepat mengikuti Jahe–Julu,” kataku.

Kali ini seisi warung sepi. Tapi sekejap saja karena seorang pria tua berkata:

Jahe–Julu ditentukan oleh titik terbit matahari sebagaimana terlihat dari kampung ini,” katanya diikuti suara mendesah dan bisik-bisik seisi warung karena banyak juga generasi muda di sana yang tidak mengetahui hal itu sebelumnya.

“Titik terbit matahari di laut terhalang oleh perbukitan di kampung ini,” kata seorang pria setengah baya.

Dan saya pun paham. Percakapan singkat itu mengingatkan saya apa yang dikatakan oleh antropolog Louis Dumont dengan istilah PERSPEKTIF atau boleh saya sederhanakan lagi KEBENARAN LOKAL tanpa membantah kebenaran universal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.