Setelah mempelajari berita-berita yang beredar dengan berbagai jenis konten (tulisan, foto dan vidio), saya melihat gelagat bahwa demo barusan bukanlah demo (unjuk rasa) sesungguhnya, tapi melainkan pengukuhan Pasukan Pembuka.
Tidaklah asing lagi bahwa demo adalah salah satu bentuk penyerangan, baik secara damai maupun anarkis.
Juga tidak asing bagi kita bila sebuah gerakan unjuk rasa “ditompangi” oleh satu atau beberapa bahkan bisa banyak penumpang gelap maupun gerakan terang-terangan menggabungkan diri secara spontan maupun sudah direncakan sebelumnya.
Sebuah demo yang memang dirancang sejak awal sebagai sebuah penyerangan adalah sejenis kudeta, seperti yang terjadi dengan gulingnya Orde Lama oleh KAMI KAPPI dan berbagai ormas. Ini adalah sebuah strategi militer yang Think Thank-nya adalah para pakar militer.
Saya yakin, dalang penggerak demo tahu bahwa itu bukan demo tapi peresmian pembentukan pasukan pembuka jalan. Dengan telah dilakukannya demo barusan, sudah terbentuk hierarki jaringan dan pasukan telah satu bahasa.
Jokowi hanyalah sebuah simbol. Sasaran akhirnya adalah menguasai negara.