Dua tulisan mencoba memanipulasi keberadaan Gua Umang di wilayah pemukiman Karo. Satu adalah postingan di sebuah grup Batak menunjukan foto gua umang di Tano Batak dan satunya lagi sebuah buku mengenai homang di Batak. Foto yang ditunjukan di tulisan pertama itu adalah foto gua umang di wilayah pemukiman Karo yang terletak di Kabupaten Simalungun.
Keterangan fotonya memanipulasi anggapan kalau Simalungun dan Karo adalah bagian Batak. Karena itu, dia merasa berhak mengatakan lokasinya di Tano Batak.
Padahal, Simalungun dan Karo berada di Residen Pantai Timur Sumatera sementara Tano Batak di Residen Tapanoeli atau Bataklanden sebelum kedua residen ini digabung menjadi Provinsi Sumatera Utara.
Tulisan ke dua menggunakan istilah homang yang memang dikenal oleh orang-orang Simalungun, Batak, dan Mandailing. Pengertian umum dari Homang adalah makhluk bunian yang membuatnya seperti sama dengan makhluk umang di Karo.
Kedua tulisan itu secara tidak langsung mengaburkan fakta bahwa gua umang hanya terdapat di wilayah pemukiman tradisional Suku Karo. Tidak ada peninggalan sejarah seperti gua umang di bagian lain di dunia. Hanya ada di Karo.
Saya sudah periksa ke daerah-daerah lain di Sumut maupun Aceh Tenggara, tidak dikenal Gua Umang. Saya periksa literatur, tidak ada yang menulis mengenai hal serupa kecuali J.H. Neumann mengenai Batu Kemang di Sembahe (Kabupaten Deliserdang) (Karo Hilir), P. Voerhove gua umang di Bahorok (Kabupaten Langkat) (Karo Barat), dan Beatriz Van Der Goes gua umang di Limau Mungkur (Kabupaten Deliserdang) (Karo Hilir).
Saya menemukan beberapa gua umang lainnya di Dataran Tinggi Karo: Singgamanik (Kabupaten Karo) (Karo Julu), Tanjung (Kabupaten Karo) (Karo Gunung-gunung), Bintang Meriah (Kabupaten Karo) (Karo Gunung-gunung), Kuta Gerat (Kabupaten Karo) (Karo Singalorlau).
Banyak orang membayangkan kalau disebut gua adalah sebuah tempat tinggal sebagaimana teori evolusi mengatakan nenek moyang kita pada mulanya belum punya bangunan rumah dan tinggal di gua-gua. Gua-gua yang dimaksud teori itu adalah gua alam (Bahasa Inggris, cave) sementara gua umang atau guha umang adalah jelas sekali dibentuk oleh manusia dari batu dan dengan ukiran.
Dari semua gua umang yang saya temukan, hanya satu yang bisa ditempati oleh manusia, yaitu yang di Singgamanik, yang dulunya pernah dijadikan juga sebagai tempat perjudian. Selebihnya, untuk satu orang dewasa saja sangat tidak memungkinkan tinggal di sana.
Demikian seorang Karo menulis Cerpen menuturkan nenek moyang orang-orang Karo berasal dari Asia Daratan dan pada mulanya tinggal di gua-gua umang. Saya yakin, sewaktu dia menulis Cerpen itu, dia sama sekali belum melihat satu gua umang pun.
Sampai sekarang saya belum melihat ada tanda-tanda generasi muda Karo mau melihat semua gua umang itu sementara orang-orang Batak sudah sibuk mengaburkan fakta kedekatan gua umang dengan persebaran pemukiman Karo.
Sama halnya dengan Gerakan KBB (Karo Bukan Batak). Banyak generasi muda Karo suka bersiteru dengan orang-orang Batak mengenai hal ini, tapi tidak banyak diantara mereka berkeinginan memperdalam pengetahuan mengenai Karo.