Kolom M.U. Ginting: CONFIDENCE

M.U. Ginting 2bnnp dkiDengan penggantian pimpinan pencegah peredaran Narkoba di Jakarta, “Ahok berharap di bawah kepemimpinan Iwan, BNNP DKI berani menutup berbagai tempat hiburan di Ibu Kota yang rawan peredaran narkotika.”

Kelihatan kalau Ahok hanya bisa ‘berharap’. Apa yang akan terjadi dalam soal Narkoba berada di luar kekuasaan Ahok? Sudah begitu selama ini. Tempat-tempat yang disinyalir Ahok adalah merupakan ‘sumber basah’ yang sangat penting bagi semua yang terlibat dalam soal ini. Sudah berjalan begitu sebelum Ahok datang dan akan terus begitu selanjutnya juga, adalah lebih masuk akal. Dia mau tutup tempat itu, tetapi tak bisa dan tak berhasil. Peredaran jalan terus, bisnis jalan terus bagi pengelola ‘tempat basah’ itu.

Yang hakiki dalam solusi persoalan peredaran narkoba di Jakarta (juga dimana saja)  ialah persoalan kultur dan ethnicity, tapi di tempat multi-kulti yang belum ada penyelesaiannya di dunia modern ini. Yang ada ialah analisa saja, analisa kenyataan multi-kulti dari ahli-ahli sosial kemasyarakatan dunia seperti Prof. Putnam bilang, dalam masyarakat multikulti tak ada saling percaya antara penduduknya. Karena itu juga modal sosial sangat rendah, artinya kreasi untuk membangun sangat minimal.

Tidak berlaku seperti dikatakan oleh Prof. MacDonald: “Minorities (pendatang-MUG) should be welcomed but they should not be able to remake society in their own image.”

Di sini, para pendatang semua bikin dan remake society menurut cocoknya bagi mereka, termasuk adat Narkoba yang sangat banyak menghasilkan duit bagi pengolahnya. Tak ada lagi dominasi kultur asli dari penduduk asli. Hampir tak ada pengaruh ‘kearifan lokal penduduk asli dari segi kultur dan budaya dalam soal peredaran narkoba ini. Polisi juga punya program sendiri dan kepentingan sendiri juga. Ahok hanya bisa BERHARAP.

Ahok punya problem kultural, dia sendiri orang China dari segi kultur, dan daerah yang dipimpinnya adalah daerah yang sudah jadi daerah multikulti pecahan dari banyak kultur, dan tak ada lagi dominasi kultur lokal yang bisa dijadian sandaran kearifan lokal.

ripka
Anak-anak Suku Karo mempersiapkan diri untuk pawai Hari Kemerdekaan RI di Kabanjahe. Foto: RIPKA KEMBAREN.

Ada contoh bagaimana kearifan lokal ini mengawasi peredaran Narkoba yaitu di Desa Ujung Pacu (Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseuamawe).  Di desa ini, warga setempat bersepakat secara bersama-sama memberantas Narkoba. Siapapun yang mencurigakan akan diperiksa oleh warga. Desa ini jadi contoh pertama di negeri ini memberantas Narkoba bersama dalam kekuatan kearifan lokal (lihat merdeka.com 10 Agustus 2015).

Tetapi, Jakarta adalah multikulti, sangat jauh dari kearifan lokal penduduk aslinya. Biar begitu, pastilah juga ada jalan dalam solusi multikulti ini. Ahok akan jadi pelopor pertama negeri ini. Ahli-ahli hanya bisa menuliskan negatifnya, dari segi bahaya dan kegagalan multikulturalisme seperti Merkel bilang ‘multikulti has failed totally’. Juga Cameron bilang gitu. Inggris bikin UKIP, Scottland mau merdeka, sosial demokrasi atau gerakan kiri lainnya tipe multikulturalisme dsb sudah menuju kebangkrutan. Mengedepankan kultur dari segi nation atau ethnonational, atau suku,  jadi trend grup manusia dunia. Itulah penyelesaian, tetapi itulah juga persoalan seperti di Jakartanya Ahok.

Daerah-daerah yang masih bisa memanfaatkan Kearifan Lokal atau dimana dominasi kultur lokal masih kuat, seperti Karo kelihatannya harus jadi contoh dan teladan terdepan dalam soal pelestarian kultur dan budaya ini. Pemimpin Karo harus  memahami dinamika kekuatan kultural yang bisa dimanfaatkan di daerah Karo. Di situ ada kearifan Karo, kekuatan yang tersimpan dalam kultur Karo, dan semua akan bepartisipasi karena kultur tersimpan dan mengalir dalam darah tiap orang Karo. Semua macam kelainan dari kultur Karo seperti Narkoba, prostitusi dsb bisa ditangani karena semua bisa berpartisipasi dari segi kultur tadi.

Ini semua tak bisa dipisahkan dari identitas atau jati diri Karo. Jati diri yang kuat akan melahirkan confidence yang kuat dan pada gilirannya confidence yang kuat melahirkan kreasi serta daya cipta yang sangat tinggi. Itulah yang akan membangun apa saja, termasuk sinergi kekuatan Karo. Syarat penting lainnya adanya atau lahirnya daya cipta ialah kebebasan. Tetapi kebasan ini sudah ada di depan kita. Era keterbukaan juga sudah di depan mata.

Mari perkuat identitas kita, dari situ perkuat  confidence dan pertinggi daya cipta untuk membangun daerah dan negeri ini, dan membangun apa saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.