Kolom M.U. Ginting: Demo Menentang Ahok

M.U. GintingKetua DPD FPI DKI menekankan bahwa aksi yang dilakukan FPI, Forum Umat Islam (FUI), Lembaga Pembela Islam (LPI) dan Gerakan Reformasi Misi Islam (GRMI) merupakan aksi damai, bukan aksi anarkis.

“Kita ini melakukan aksi damai, bukan Ormas Anarkis,” kata dia (17 oktober).

Ada memang perubahan di kalangan pendemo ini, yaitu ’melakukan aksi damai, bukan Ormas anarkis’. Ini sangat penting untuk dicatat, karena sudah ada perubahan dibandingkan dengan aksi-aksi demo sebelumnya.

Kenyataan lainnya sesuai dengan perubahan dan perkembangan situasi dunia ialah bahwa demo saja sangat tak cukup untuk mengubah situasi dan mencapai cita-cita yang diinginkan pendemo, walaupun demo punya kesan dan pesan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata atau argumentasi.

Demo (damai) harus diikuti dengan alasan-alasan dan argumentasi yang luas dan bisa sampai ke mayoritas masyarakat sehingga argumentasi itu bisa diuji kebenarannya oleh semua. Alasan dan argumentasi yang tak tahan uji ini akan gugur dengan sendirinya, dan yang betul dan dapat diterima oleh mayoritas masyarakat, itulah yang berlaku. Ini semua mungkin dan bisa berjalan karena sudah ada INTERNET yang bisa menyalurkan semua pendapat dan anti-pendapat secara terus terang dan transparan.

Zaman ini adalah era DIALOG, diskusi dan debat menguji kebenaran dari pendapat apa saja dalam masyarakat, tak mungkin lagi dengan kekerasan atau senjata.


[one_third]Saling memata-matai sesama manusia[/one_third]

Tak ada yang bisa disembunyikan dalam era internet. Bahkan ’rahasia negara’ yang sangat besarpun bisa dibongkar. Snowden membongkar rahasia besar negara Amerika Obama. Saling memata-matai sesama manusia dan merahasiakan tujuan-tujuan gelap sesama manusia dan grup manusia sudah tak mungkin dipertahankan.

Begitu juga dalam soal menentang Ahok, tujuan tersembunyi hanya karena dia Tionghoa ’kafir’ tentu tak bisa diterima. Katakanlah tujuan sebenarnya kalau memang berguna bagi kepentingan penduduk Jakarta. Seluruh masyarakat Jakarta akan ikut ambil bagian memberikan buah pikirannya. Pendapat mayoritas nanti akan menjadi patokan kebenaran.

Denga jalan ini juga tadi orang Karo berhasil melengserkan Bupati Karo, walaupun dianya tadi dipilih oleh mayoritas masyarakat Karo dalam pemilihan Pilkada langsung. Ini juga menandakan bagaimana perubahan kesedaran rakyat dalam jarak waktu hanya setahun setelah Pilkada. Kesedaran Pak Bupati masih sama persis seperti waktu ketika dipilih, tak bisa mengikuti perubahan kesedaran rakyat yang sudah jauh meningkat dengan tuntutan yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan kepentingan rakyat Karo.

Dengan demo damai dan diskusi/debat dengan argumentasi ilmiah dan fakta, bupati akhirnya terpaksa lengser, karena fakta dan argumentasi kebalikannya tak bisa lagi bertahan, gugur. Itulah contoh konkret dari Karo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.