Kolom M.U. Ginting: Jokowi Belajar dari Pengalaman

M.U. GintingSemut mencari gula, koruptor berkerumun ke tempat basah atau bakal kekuasaan yang bisa nanti kasih tempat basah. Pelanggar HAM masa lalu juga bisa pandai seperti semut mencari KEKUASAAN demi keselamatan atau keringanan dari tuntutan HAM.


Dalam Pilpres 2014, rakyat Indonesia bisa menyaksikan sendiri bagaimana semut-semut ini pada berkerumun di sekitar Prabowo atau juga di dalam lingkaran Jokowi seperti yang disinyalir oleh KontraS di atas.

Dalam Pilpres 2014, bisa disebutkan juga satu hal menarik atau mungkin mengejutkan bagi khalayak ramai kalau saya mengatakan Prabowo telah memberikan kontribusi besar dalam mensukseskan dan mengangkat Pilpres 2014 Indonesia ke tingkat Diskusi dan Debat yang tak pernah ada bandingannya dalam sejarah Indonesia maupun sejarah dunia dari segi perkembangan demokrasi dan transparansi.

John Kerry (Menlu USA) mengatakan, perkembangan demokrasi Indonesia sudah tinggi mencapai tingkat yang sejajar dengan negeri-negeri maju lainnya. Tetapi, dalam segi transparansi, tetap Indonesia sudah jauh lebih di depan dari negeri manapun di dunia. Penerapan demokrasi dan transparansi serta kebebasan berbicara pada Pilpres 2014, apalagi kalau ditambah dengan suasana damai dan kondusifnya, diskusi dan debat terbuka secara bebas dan luas di kalangan rakyat dari semua lapisan, jelaslah perkembangan demokrasi dan transparansi ini belum pernah terjadi sebelumnya di mana pun jua.

transisi 2Pilpres telah dimenangkan oleh Jokowi menurut KPU. Prabowo masih tak menerima dan menanti keputusan MK sekiranya masih bisa kemenangan Pilpres pindah tangan. Sampai di sini dan hari ini, semua masih berjalan di atas rel demokrasi dan masih tetap mendebarkan hati bagi pendukung masing-masing. Bukan hanya 70% pemilih aktif (yang juga kejadian luar biasa) tetapi seluruh rakyat negeri ini.

Kalau MK memutuskan kemenangan Jokowi, Prabowo terpaksa ’mundur’ teratur, mengakui secara kesatria kekalahannya atau masih ’ngeyel’. Kedua cara ini masih tetap dalam rangkaian berpendapat bebas secara demokratis. Kalau Prabowo menunjukkan kerelaannya dan mengakui kekalahan, dengan sendirinya KONTRADIKSI (pertentangan) akan berubah secara kwalitatif. Kontradiksi baru ialah dari segi oposisi terhadap kekuasaan Jokowi.

Kalau Prabowo mempertahankan posisi ini dengan gigih, serius dan mengerahkan semua kekuatannya, maka kehidupan bedemokrasi dan perkembangannya masih menarik, dan perkembangan pikiran (kesedaran masyarakat) masih terus berkembang dan meningkat dengan hidupnya terus diskusi dan perdebatan yang semakin ilmiah dan tinggi. Sebaliknya jika Prabowo ’mundur dan lunglai’, diskusi dan debat (kontradiksi) sudah akan semakin SEPI, perubahan dan perkembangan dari kontradiksi ini menurun atau tak jalan sama sekali. Kalau begitu jadinya, Prabowo bukan lagi mewakili kekuatan di kutub bertentangan dalam kontradiksi.

Kalau ini yang terjadi, dan karena Jokowi masih berada di kutub satunya, maka pemusatan sasaran kontradiksi hanyalah Jokowi. Tuntutan membersihkan pelanggar HAM adalah salah satu yang bakal rame. Jokowi tak punya perlindungan apapun selain harus menjawab sendiri.

Ada satu keistimewaan Jokowi seperti yang sudah dia tunjukkan selama ini, yaitu dia bisa belajar dari pengalaman.
Selamat bekerja Pak Jokowi menghadapi semua kontradiksi. Kontradiksi adalah tenaga penggerak PERUBAHAN, PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.