Kolom M.U. Ginting: KBB MENUAI

Karmila Kaban
Antropolog dra. Karmila Kaban MA dalam sebuah pementasan Teater SIRULO di Berastagi

M.U. GintingKBB (Karo Bukan Batak) sudah banyak yang mengikuti; baik yang mendukung maupun yang menentangnya. Sebagai gerakan pencerahan, KBB telah dengan baik menjalankan perannya. KBB menuai kontradiksi. Tetapi seperti sudah sering kita bilang, ‘kontradiksi adalah tenaga penggerak perubahan dan perkembangan’. Sudah sangat terlihat bahwa kontradiksi KBB betul-betul telah banyak menuai hasil. Bukan hanya sebagai pencerahan, tetapi bahkan meningkatkan kesedaran banyak orang tentang ethnic competition, serta pengaruhnya yang sangat banyak positif bagi peningkatan kesetaran suku-suku bersangkutan.

Bisa kita lihat sendiri di dalam saling berhubungan (interaksi) antar suku, terlihat lebih berkualitas. Lebih berkualitas karena sudah dilengkapi dengan pengetahuan tentang kultur masing-masing maupun cara pikir atau way of thinking suku, Batak dan Karo, maupun lain-lainnya seperti Pakpak, Simalungun atau Mandailing.

Dulu kita berhubungan atas dasar ‘satu nusa satu bangsa’ atau ‘sama-sama Batak’. Kedua macam dasar saling hubungan ini telah banyak merugikan nation Indonesia. Seperti di Kalteng, juga di Sumut telah merugikan orang Pakpak dan Simalungun.

[one_fourth]Hutan-hutan dan tanahnya yang sangat subur terus dirusak tiap hari[/one_fourth]

Dasar persatuan ini juga yang menimpa orang Karo di Karo Jahe yang akibatnya dianggap sebagai pendatang di ‘Deliserdang’. Di sini, kekuasaan dan banyak tanah ulayat di tangan pendatang seperti juga terjadi pada orang Pakpak dan Simalungun. Di Karo Jahe ini, lingkungannya juga terus dirusak oleh pendatang. Hutan-hutan dan tanahnya yang sangat subur terus dirusak tiap hari. ‘Hancurkan dan kuasai’ merupakan taktik dan strategi ethnic competition di sini dipakai oleh pendatang yang berkuasa.

Peningkatan pengetahuan kita tentang etnis-etnis ini bisa terlihat juga dari apa yang disimpulkan oleh Robinson Ginting Munthe (RGM).

“Dalam kenyataan, setelah sekitar 9 tahun saya terlibat dalam sosialisasi KBB ini,  kadang lebih mudah berhadapan (berargumen/berdebat) dengan orang Batak yang mengganggap orang Karo adalah Batak Karo ketimbang berargumen dengan orang Karo sendiri. Lebih gerah ‘digerogoti’ orang sendiri daripada orang lain,” kata RGM, seorang aktivis KBB.

Kesimpulan ini dia dapatkan dari diskusi/debat selama 9 tahun ini. Betul sekali memang kesimpulannya, karena didasari pikiran-pikiran ilmiah soal way of thinking orang Karo yang introvert dan orang Batak yang extrovert.

[one_fourth]bilang kalau orang Karo hanya ”menyalah-nyalahkan orang[/one_fourth]

Sudah banyak juga pengetahuan kita bertambah soal way of thinking kedua macam tipe manusia ini yang, dalam hal ini, diwakili oleh suku Karo dan suku Batak. Orang Batak bisa dikatakan dalam berdebat ‘sangat ringan’, karena ‘kai pe belasina’, tak mendalami soal, seperti bilang kalau orang Karo hanya ”menyalah-nyalahkan orang Batak, orang Karo rasis, primordial, separatis, memecah persatuan dan sebagainya dan sebagainya.

Orang Batak mengatakan terus terang apa di hatinya dikeluarkan saja. Jangan diharapkan argumentasi ilmiah. Kalau orang Karo datang dengan argumentasi ilmiah, merekapun mundur teratur atau mengakui saja kesalahannya. Ini tak ada bagi orang Karo dalam berargumentasi. Karena itu, masuk akal kalau lebih gerah ‘digerogoti’ orang sendiri seperti disimpulkan oleh RGM.

Salmen Sembiring
Sosiolog drs. Salmen Sembiring dalam sebuah pementasan teater SIRULO di Berastagi

Orang Karo (introvert) punya stimulasi intern untuk survive. Kalau merasa kalah atau tersinggung dalam berargumentasi akan sangat mengganggu jiwanya. Soal ini bisa dikatakan bagi seorang Karo merupakan soal yang menguras energinya atau, kalau orang Barat bilang, energy thieves. Sering orang Karo tak bisa tidur karena pencuri energi ini.

Saya berpendapat bahwa di sinipun sudah banyak orang Karo belajar, belajar dari konradiksi tadi, kontradiksi KBB, yang juga banyak mengubah way of thinking introvert Karo. Seperti saya pernah tulis untuk introvert Jokowi supaya mengikutkan atau menambah langgam narcissime positif dalam menyebarkan instruksinya ke semua tingkat pemerintahan. Ini akan memperlancar pelaksanaan tiap pekerjaan.

Orang Karo dalam menghadapi orang Batak harus lebih extrovert. Ini sangat memungkinkan bagi seorang introvert untuk melakukan tindakan lebih ekstrovert dibandingkan kebalikannya yang sangat lebih susah.


2 thoughts on “Kolom M.U. Ginting: KBB MENUAI

  1. Pas katandu e, Mama. Sifat ‘perjuma-juma(introvert)’ harus mulai bergeser ku sifat ‘pedagang(extrovert)’. Lo man ukuren ukur kalak oh, yang penting lako binaganta. 🙂 (Y)

    Lagian, kita harus segera bergeser dari tahapan debat ke tahapan sosialisasi KBB(fakta). Sebab +/_ 9 tahun debat KBB kita sudah keluarkan semua energi dan pengetahuan, sedangkan mereka hanya mitologi dan ngisak-ngisak melulu yang mereka sajikan, jelas energi kita lebih banyak terkuras. Dan, dari gerakan KBB pun sudah terang benderang nyata KARO BUKAN BATAK, baik dari segi tradisi/mitologi, ilmiah, fakta lapangan, pengalaman, adat-budaya, dll jadi, supaya energi KBB ini tidak habis-habis, tidak usah lagi ladeni debat yang tidak mendasar dan hanya berputar-putar di SRB dan GBKP, serta teori tadi malam yang dibangun sembari minum tuak dan bermimpi.
    Lebih baik kita sosialisasikan KBB dengan menyebar konten-konten KBB. Kai pe nina kalak si la jelas labo man beginken, yang penting binaganta lako(sifat pedagang). Cocok kam rasa? 🙂

    1. Cocok sekali BPS
      Contoh petani introvert ini juga tepat sekali.
      Saya jadi teringat cerita petani Swedia masa lalu, dimana petani ketika itu percaya sama koran. Patokannya hanya apa yang ditulis dikoran itulah yang benar, koran hanya ada satu dua dan petani juga satu dua yang bisa membaca. Kalau koran tulis bagus tentang mereka, petani semua gembira. Kalau koran tulis jelek, semua petani jadi ikut bersedih. Energinya sangat banyak dikuras oleh berita koran.
      Sekarang betul memang, petani (introvert) harus bisa jadi pedagang itu. Yang penting barang laku. Orang Swedia introvert.

      Anti KBB yang extrovert harus banyak ngomong karena stimulasi extern. Anti KBB yang introvert sering banyak mikir, kuras energi sendiri.
      Bujur ras mejuah-juah

      MUG

Leave a Reply to Bastanta Permana Sembiring Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.