Kolom M.U. Ginting: Pemda dan Budaya Setempat

budaya setempat 3
RUMAH ADAT KARO. Foto: Rudy Pinem.

M.U. Ginting 2“Citra dan nama baik Bali akan dipertaruhkan di dunia internasional, bisa berdampak pada citra Bali,” kata Daud S. Sitepu menanggapi keberatan pengacara kondang Hotma Sitompol atas rekasi-reaksi publik di media sosial terkait kasus terbununuhnya Angeline.

Tiap daerah dan dipelopori pula oleh Pemda Bali adalah contoh baik dan teladan bagi semua Pemda di Indonesia. Ini merupakan tugas penting kearifan lokal. Makin banyak pendatang makin banyak macam kultur kebiasaan yang tak sejalan dengan norms and values masyarakat pemegang tanah ulayat.

Banyak kejahatan di Bali termasuk Narkoba adalah salah satu perkembangan buruk di mata penduduk lokal Bali. Makin banyak campuran etnis makin tinggi saling tak percaya dalam masyarakat kata Prof. Putnam, terutama kalau mayarakat setempat tak berdominasi lagi. Tetapi, di Bali masyarakat setempat masih berdominasi. Kultur pendatang belum mengambil alih kekuasaan dan pengaruh seperti di Pakpak Dairi atau Simalungun.

Karo bisa membikin Bali sebagai contoh. Pemda Karo khususnya harus aktif ambil bagian dalam menjaga citra Karo di daerah ulayat Karo. Pemda Karo jangan pernah berkolaborasi dengan pendatang atau karena suatu sebab tertentu berada di bawah pengaruh pendatang yang jelas kulturnya berlainan dengan norms and values of Karo.

Contoh Pakpak Dairi dimulai begitu dan berangsur mereka terpaksa hijrah ke Pakpak Bharat. Simalungun hampir terkena jebakan begitu, tetapi lebih waspada dan tak mau bikin kebupaten sendiri sehingga Simalungun  tetap bisa utuh sebagai Simalungun, walaupun sudah banyak diantara orang Simalungun sendiri yang menganggap bahwa orang Simalungun sudah menjadi tamu di daerahnya sendiri.

budaya setempat 2
Ruang dalam rumah adat Karo. Foto: Rudy Pinem

Dua suku ini menjadi contoh penting bagi Karo dari segi negatifnya dan Bali dari segi positifnya ditinjau dari sikap pemdanya. Pemenang Pilkada selanjutnya di Kabupaten Karo sudah bisa mengembangkan pemikirannya dalam soal ini, sebagai keharusan dari perkembangan kearifan lokal.

Dominasi kultur dan kekuasaan di daerah satu kultur/ etnis adalah syarat mutlak untuk keberlangsungan (survival) sebuah satu kultur.

‘Minorities (pendatang – MUG) should be welcomed but they should not be able to remake society in their own image (MacDonalld). Atau, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Penduduk asli pemegang tanah ulayat  dan begitu juga pendatang harus sudah hafal kesimpulan ilmiah ini, sebagai syarat mutlak survival satu kultur dan syarat mutlak hidup bersama berbagai kultur. Ini berlaku di seluruh dunia sampai saatnya kultur itu hilang, atau mungkinkah hilang dimakan waktu?

Karo dan budayanya sudah berumur7.400 tahun, dan banyak kultur lain sudah ribuan tahun, tetapi malah semakin jelas menyatakan dirinya.

Foto head cover: Rudy Pinem


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.