Kolom M.U. Ginting: PENURUNAN KASUS NARKOTIKA

Menurut Tito, kasus kejahatan narkotika menurun sebanyak 5% dibandingkan dengan Tahun 2016. Di Tahun 2017 sebanyak 55 orang penjahat narkoba ditembak mati. Besar kemungkinan penurunan 5% ini ada kaitannya dengan ditewaskannya 55 orang itu. Kalau 55 orang ini hidup dan terus aktif mengedarkan narkoba, apakah angka penurunan 5% itu bisa dicapai?

Ini dalam perbandingan dengan sikap tegas Duterte yang menembak mati semua yang ada kaitannya dengan narkoba, termasuk polisi, walikota, pemakai/ pemabuk narkoba. Tidak ada statistik yang pasti di Filipina soal penurunan pemakaian atau jumlah pemakai narkoba di Filipina. Tetapi, ada angka yang pasti dari pihak kepolisian soal penurunan angka kejahatan mencapai 38% selama satu tahun perang narkoba Duterte.







Juga diberitakan harga sabu banyak turunnya di Manila dibanding sebelum perang narkoba oleh Duterte. Penurunan harga sabu ini dinilai oleh penentang Duterte karena kegagalan penanganan narkoba.

“Mestinya harganya naik kalau penanganan itu betul,” kata mereka.

Penilaian sebaliknya tentu bisa juga, yaitu harga sabu turun karena permintaan turun, karena takut dibunuh tentunya. Siapa yang mau beli? Berarti, penanganannya betul.

Sayangnya, tidak ada angka statistik yang betul dan bisa dipercaya berapa penurunan pemakaian dan peredaran narkoba. Memang mengerikan bagi dunia (dunia HAM Barat) kalau satu waktu diberitakan bahwa penurunan pemakaian narkoba di Filipina drastis dengan cara Duterte. Seluruh dunia berkembang pasti mempertimbangkan cara Duterte. Dunia HAM Barat yang menjadi penyangga utama peredaran narkoba dengan cara rehabilitasi dsb, pastilah merasa dapat pukulan berat. Terutama pengedar narkoba internasional akan sangat ‘sedih’ karena narkoba adalah salah satu dari 3 alat penting New World Order (dua lainnya ialah korupsi dan terorisme).

Presiden Trump memuji cara dan keberanian Duterte menangani narkoba yang menurut Trump adalah ‘unbelievable job’. Bukan main beratnya memang, termasuk bagi Duterte sendiri yang harus mempertaruhkan karirnya (bisa juga nyawanya) demi cita-cita nasionalnya.

“What a great job you are doing,” kata Trump ketika bertemu di konferensi Hanoi bulan lalu.

Trump tidak mungkin mengikuti cara Duterte. Negeri Trump adalah  negeri Barat dengan HAM Baratnya. Negeri Trump adalah negeri penguasa The New World Order dengan HAMnya.

Duterte has made the drug war his signature issue. After taking office June 30, he vowed to clean up the problem in six months. He recently told a local news station that he had “miscalculated” and that the problem was larger than he realized. He vowed to continue the drug war “until the last pusher is out in the streets, until the last drug lord is killed.” (Lihat di SINI)








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.