Kolom M.U. Ginting: SALAH JOKOWI LALAP

“Andi Arief ditangkap karena nyabu, salah Jokowi. Dianggap gagal memberantas Narkoba.”

m.u. ginting 3Wow, Waketum Gerindra Arief Poyuono ngomong ngawur dan kekanak-kanakan. Kalau anak-anak berbuat salah patut memang menyalahkan orangtua karena tanggungjawabnya mendidik anak-anak. Tetapi Andi Arief bukan anak-anak dan, karena itu, tidak bisa menyalahkan orangtuanya, apalagi . . .  presiden negaranya . . . jauh sekali tendensi yang disasar oleh Waket Gerindra. Tindakan Andi Arief adalah kriminal dan kriminal besar karena Indonesia dalam keadaan darurat Narkoba.

Di samping itu, dia adalah seorang penanggungjawab sebuah partai politik.

Menurut Waketum Gerindra, juga Pemerintahan Jokowi tidak serius menangani peredaran Narkoba, karena sekarang Narkoba lebih banyak, menurutnya. Tetapi, tertangkapnya Andi Arief juga kan menandakan keseriusan menghadapi peredaran dan pemakaian Narkoba.

“Pernyataan itu jelas tendensius, inisuatif dan bisa dibaca sebagai upaya mengkambinghitamkan Pemerintahan Jokowi atas tindakan individual yang dilakukan seorang pengurus partai pendukung Kubu Prabowo,” kata Koordinator Ksatria Airlangga Teguh Prihandoko dalam keterangan tertulis (merdeka.com) [Selasa 5/3].

Kata Teguh juga bahwa peredaran dan pemakaian Narkoba oleh para politikus sangat berbahaya bagi kehidupan negara kalau politikus yang bertanggungjawab mabuk Narkoba. Ini betul sekali!

Usaha memabukan para politiisi penanggungjawab suatu negara adalah salah satu usaha neolib NWO untuk merusak sebuah negara dan kemudian menguasainya, pemerintahannya maupun SDAnya, ekonominya dan finansialnya. Narkoba adalah bagian penting dalam usaha itu.

Sudah banyak contohnya di Indonesia, politisi dan pejabat masuk penjara. Terorisme adalah alat penting lainnya. Terorisme sudah semakin redup berkat penelanjangan bertubi-tubi dari ahli-ahli internasional dan publik dunia.


Alat lainnya seperti ‘komunisme’, sudah lama meredup dan dikenal sekarang sebagai hoax terbesar dalam sejarah kemanusiaan. Narkoba, sex traffivking, pedofil, feminism, alat perusakan kultur budaya nasional dengan 24/7 hiburan Hollywood dll, semua adalah pengganti komunisme yang sudah gagal itu. Harus juga dimasukkan ‘pengungsi-isme’ buatan George Soros yang sekarang rame diperdebatkan di Eropah.

Soal Narkoba di Eropah, tidak ada satu negarapun dimana narkoba berkurang, membandingkan dengan tuduhan Waketum Gerindra kalau di Indonesia narkoba bertambah. Apakah Filipina misalnya Narkoba berkurang? Tidak jelas juga memang.

Tetapi, di sana, yang jelas pengguna serta pengedar termasuk polisi dan walikota yang memihak peredaran Narkoba memang jauh berkurang, karena ditembaki langsung di tempat oleh pasukan pemberantas narkoba Duterte.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.