Kolom M.U. Ginting: SASARAN MARXISME

Menjawab pertanyaan Brema Hagata Ginting di Sora Sirulo.

“Bukankah komunisme yang dibuat Marx itu untuk menghancurkan yang punya duit?”

Wow, pertanyaan yang menggelitik juga ini, anak muda Ginting mergana. Tetapi, saya juga sangat senang mencari-cari jawaban yang saya rasa mugkin sesuai, dengan harapan silahkan menyimak dan mengoreksi.

Betul sekali juga seperti yang kam duga kalau Marx dalam teorinya mau menghancurkan kapitalisme dan kaum kapitalisnya (‘yang punya duit’) dan mendirikan negara diktatur proletar pimpinan klas buruh/ proletar. Pengertian inilah yang dihembuskan atau diajarkan kepada semua kaum komunis dan partai-partai komunis seluruh dunia termasuk PKI. Pelajaran inilah yang jadi pegangan utama bagi tiap komunis dan partainya.




Tetapi, adakah pengertian lain atau pengetahuan lain di belakang ajaran utama ini yang kemungkinan malah sengaja disembunyikan tidak pernah disiarkan?

Karena ‘pengetahuan lain’ itu sudah bisa dilacak dan ditemui sekarang di era internet (era keterbukaan), dimana informasi dan pengetahuan untuk semua dan dari semua. Berikut ini saya sertakan text dari ‘segi lain’ itu.

Fervent anti-Communist and noted New York-Hollywood writer, director and producer Cecil Fagan in the late 1960’s recorded The Illuminati and the Council on Foreign Relations:

The idea was that those who direct the overall conspiracy could use the differences in those two so-called ideologies [marxism/fascism/socialism/communism v. democracy capitalism] to enable them [the Illuminati] to divide larger and larger portions of the human race into opposing camps so that they could be armed and then brainwashed into fighting and destroying each other. 

Lihat lengkapnya di SINI.

Dari cuplikan kecil di atas (tulisan MC Fagan) jelas terlihat apa arti dan maksud penyebaran ideologi komunisme itu; yaitu menciptakan perpecahan seluas mungkin di dunia dan sebanyak mungkin manusia (human race) yang terlibat dan saling menghancurkan sesamanya. Contohnya banyak di dunia sekarang ini seperti Irak-Syria, Afganistan, Pakistan, Yemen, dan di Indonesia 1965. Juga terakhir dalam bentuk gerakan divide and conquer 411, 212, HTI, ratusan ribu akun mahal Saracen, Teror Thamrin, Alumni 212, dst. Contoh lain yang lebih mengerikan tentunya Perang Dunia 1 dan 2.

Bisa dilihat juga soal ini di tulisan ‘All wars are banker’s war’ di web Global Research.

Jadi, tujuan utama Marxisme/ Komunisme bukan meruntuhkan Kapitalisme tetapi divide and conquer human race seluruh dunia dan menguasai dunia (world hegemony) demi duit, duit, duit, power, power.




Satu pengertian teori yang mungkin akan sangat menarik juga bagi semua yaitu pikiran Marx dan Engels soal dialektika Hegel tesis-antitesis-syntesis. Marx menuduh pikiran Hegel ‘berdiri di atas kepala’ karena Hegel idealis menganggap pikiran (subjek) lebih penting dari materi (objek) yang bagi Marx adalah sebaliknya. Yang Marx tidak katakan ialah bahwa tuduhannya itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan pikiran dialektis Hegel.

Tetapi dalam semua pikirannya soal kapitalisme, Marx tidak mau mengingatkan tesis-antitesis-syntesis itu berlaku bagi tiap perubahan dan perkembangan Kapitalisme dalam semua saat dan kejadian, terutama saat krisis (ekonomi) yang selalu melanda kapitalisme. Harusnya selalu dan tiap kali harus dilihat dari proses tesis-antitesis-syntesis itu, karena teori Hegel ini berlaku dalam semua hal ihwal termasuk dalam pikiran manusia (orang Karo: ‘seh sura-sura tangkel sinanggel’).

Jadi, tiap kali kejadian krisis ekonomi kapitalis itu adalah proses yang harus dilalui dalam perkembangan kapitalisme, proses yang menurut hukum dialektika Hegel akan menunjukkan atau melahirkan perubahan dan perkembangan baru kapitalisme itu (syntesis). Tiap kali ada krisis, kapitalisme itu tambah maju setingkat dalam semua bagian, seperti perbaikan dan pembaruan hasil produksi. Marx tidak ingin mengingatkan dirinya soal kenyataan ini, tetapi malah mengeritik teori Hegel ‘berdiri di atas kepala’.

Bagi Marx tetap berlaku bahwa kapitalisme dalam kontradiksi internnya akan runtuh sendiri, dan krisis-krisis itu hanyalah bukti kebenaran teorinya. Kekuasaan kapital (kapitalis) harus diruntuhkan untuk membangun diktator proletar.




Sepertinya memang tidak mungkin bahwa Marx tidak mengerti soal ini, (tesis-antitesis-syntesis) dalam tiap proses perkembangan kapitalisme. Tetapi, kepentingan ideologi tadi, untuk memecah human race tetap lebih penting bagi pencipta/ penemu Marx. Karena itu, juga sekarang ini, banyak timbul pertanyaan di sekolah-sekolah tinggi, apakah Marx itu bukan orang komunis, atau apakah sebenarnya seorang pro kapitalis?

Tetapi, dalam percakapan akademis, tidak pernah disinggung kaitan marxisme/ komunisme dengan politik divide and conquer internasional yang membelah dunia seluas mungkin, memisahkan seluas mungkin human race yang selalu baku hantam sesamanya demi hegemoni dan kemakmuran kelompok pemerakarsa politik perpecahan dunia itu. Marx tidak berkutik, tidak pernah membongkar soal ini.

Engels mengerti sungguh dilema Marx. Dia juga mengerti tidaklah masuk akal kalau berbagai krisi kapitalisme itu, tiap prosesnya pasti berlaku tesis-antitesis-syntesis Hegel. Engels sangat menghargai tinggi Hegel dan tak pernah melontarkan kritikan seperti Marx bikin. Untuk menunjukkan bahwa memang betul berlaku syntesis Hegel dalam tiap peristiwa hal ihwal, termasuk dalam perkembangan kapitalisme, tetapi juga untuk tidak secara langsung mengeritik Marx soal ini, Engels menciptakan sejenisnya dalam peristiwa yang berkaitan dengan alam. Artinya, tidak dalam kaitannya dengan perkembangan kapitalisme dalam tulisannya Anti Duhring. Dia mengambil contoh sebuah bibit kacang dalam proses pertumbuhannya dari buah kacang – pembusukannya – dan kemudian jadi pohon kacang baru yang lebih bagus kwalitasnya (perubahan secara spiral).

Itulah tesis-antitesis-syntesis dalam alam. Engels menamakan ini dalam istilah baru yaitu negasi dari negasi. Justru ini jugalah sebenarnya yang terjadi dalam proses krisis kapitalisme itu. Mengertikah Marx soal kritik halus dan tersembunyi ini? Wow . . . bisa juga ini sangat misterius, kedua orang ini memang sengaja mengatur ini semua demi tujuan utama perpecahan global human race itu. Artinya, Marx dan Engels juga adalah orang-orang divide and conquer itu. Ini hanya dugaan liar he he he . . .










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.