Kolom Maria F. Anmuni: DUKA NEGERI INI

Air mata di Lombok belum. kering. Alam kembali mengguncang Palu dan Donggala. Bumi makin kropos hingga tak mampu menahan guncangan alam meluluhlantahkan keihidupan manusia.

Amukan alam hanya sesaat, tapi menorehkan luka dan duka berkepanjangan.

Bagi manusia, luka yang takkan pernah sembuh. Banjir darah dan air mata menghanyutkan taman hidup saudara kita . Bencana alam tak dapat dihindari.

Rintihan pilu anak manusia yang kehilangan sanak famili. Alam tak mengerti akan rintihan itu . Namun, Tuhan masih ada untuk kita. Ada kekutan dalam namaNya. 

Puing-puing reruntuhan bangunan. Berceceran. Mayat-mayat tergelatak begtu saja. Luka-luka menganga, bau darah makin tajam.

Oh Tuhan, tak sanggup kami lihat mayat saudara kami. Darah mereka kering di badan. Ingin kuusap darah itu dengan doa. Duka saudara kami adalah duka negeri ini. Tangis mereka adalah tangis kami. Susah mereka adalah susah kami, karena kami adalah Bhineka Tunggal Ika. Kami adalah saudara dalam doa.

Kupersembahkan mereka yang menjadi korban amukan alam. Tuhan, alammu telah memanggil saudara kami kembali ke hadiratMu. Terimalah mereka di sisiMu. Hanya Dikaulah yang mampu mengusap air mata kami.

Duka negeri ini kami letakan dalam tangan kamisMu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.